Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

“Sholat Idul Fitri Di Jerman? Dirumah Saja!”

22 Agustus 2011   07:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jerman adalah negara yang mayoritas penduduknya katolik. Jadi, tak heran jika susah untuk menemukan masjid atau mushola di sana (saya menemukan Mosee misalnya di Tuttlingen, Spaichingen, Konstanz, Essen dan Berlin). Herannya lagi, meskipun ada, tetapi menaranya gabug (red: tak bersuara) mengingat larangan untuk membunyikan adzan dengan pengeras suara oleh pemerintah Bundesrepublik. Padahal, lonceng gereja yang sering saya dengar juga merdu lho … Hiks. Bukankah, Indonesia lebih demokratis?

Lanjut … sedihnya, keberadaan akan masjid dan suasana hari Raya akan sangat terasa di Jerman. Kerinduan akan sholat Ied berjamaah adalah sebuah angan-angan yang berkepanjangan karena menurut tiga orang teman perempuan saya dari Indonesia, Thailand dan Turki yang pernah bertanya pada pengurus dua Mosee atau masjid di Spaichingen dan Tuttlingen yang dekat dengan rumah itu, biasanya tidak mengharapkan jamaah putri. Heee … mosok (red: masak) sih?

Salah seorang teman yang asli Turki dan sudah 12 tahun tinggal di Jerman, D-32 tahun, merupakan generasi kedua pasangan Turki di Jerman. Wanita bermata bagus itu menjelaskan bahwa memang Muslimah Turki sudah paham untuk sholat sendirian dirumah saja alias munfarid. Lalu saling bersilaturahmi sesama Turki di kampung. Ujarnya, “Ende Ramadhan in Deutschland? Mach Mal alleine zu Hause …“ (red: Sholat Idul Fitri di Jerman? Dirumah saja). Tambahnya, selain karena area sholat berjamaah yang terbatas di Jerman, ternyata negara Turki sendiri baru 2-3 tahun terakhir ini membolehkan sholat berjamaah bersama pria dan wanita saat Idul Fitri. Haaaaa???? Saya jadi bangga bahwa toleransi beragama kita lebih besar dari Jerman atau Turki sekalipun. Sepengetahuan saya sejak kecil sampai dewasa, sholat hari Raya Idul Fitri berjamaah bagi muslimin dan muslimah hanya dipisahkan gorden tipis! That’s it.

Seorang warga Thailand yang telah 5 tahun tinggal di Jerman, sempat sharing via telepon dengan saya. Katanya ia sempat kecut hatinya, saat salah seorang warga masjid yang juga warga Turki tidak membolehkannya untuk masuk dalam mengikuti sholat tahunan itu. Walhasil, salah seorang teman kursus yang ternyata adalah seorang imam perempuan, menawarinya untuk ikut sholat Ied khusus perempuan Turki yang digelar jam 13.00 waktu Jerman pada tahun 2010. Sementara para pria menjalankannya pada pagi harinya. Karena pada jam tersebut wanita yang fashionable itu sedang ada keperluan lain, ia akhirnya tak datang. Pech (red: apes).

Teman saya dari Indonesia telah 6 tahun ini berada di negeri yang jalan tolnya gratis ini. Perempuan manis itu sempet BT karena cita-citanya untuk sholat Ied di masjid warga Turki tak tercapai. Kabarnya, memang tak ada perempuan yang sholat hari raya Ied berjamaah disana. Katanya lagi, ia sering juga munfarid sementara suami selalu tak ada hari libur pada hari H. Maklum hari Raya ini bukan hari libur nasional seperti di Indonesia.

Finally … ya Allahhhh, sholat Ied dirumah saja tahun 2011 ini, sembari menikmati opor ayam dan sambal goreng ati bersama suami dan anak-anak sendiri … hiks. Kangennya dengan lapangan yang dikerumuni orang-orang untuk sholat berjamaah lalu bersalam-salaman dan bersilaturahmi, seperti lebaran tahun 2010 yang lalu.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun