Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jerman Membuat Saya Tak Takut Anjing

12 Januari 2014   23:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya orang Indonesia, saya paling takut anjing. Saya masih ingat waktu SD sering pit-pitan, naik sepeda mini bersama teman-teman. Kalau melewati rumah yang ada anjingnya, salakan anjing membuat dada saya berdegup kencang seperti bunyi wekker menggugah bangun pagi. Guk guk guuuuukkk ... Ngebutttt! Pedal digenjot super kencang.

Pada masa kecil saya, anjing bukan termasuk hewan yang dekat dalam kehidupan keluarga kami. Kucinglah yang kami pelihara. Sedangkan anjing (milik tetangga) menjadi seperti momok. Ini tak hanya gonggongannya yang membuat saya takut, juga gemes karena ulahnya sering menyusahkan para tamu bapak. Maklum, bapak saya dituakan, banyak yang sowan. Sebel karena sandal tamu banyak yang dicolong anjing. Digondolllll. Kalau tamu memakai kendaraan seperti mobil atau sepeda motor tidak jadi masalah, lha kalau jalan kaki apa tidak degleg alias timpang jalannya. Satu kaki pakai alas, satunya tidak. Haha ... Ya, sedih-prihatin, ya lucu ...

***

Saya baru sadar bahwa phobia ketemu anjing itu hanya cerita lalu. Begitu pindah ke Jerman, di mana hewan ini menjadi sahabat manusianya dan mudah ditemui, membuat saya tak takut anjing lagi. Mengapa?

Bayangkan  saja, anjing jenis Jerman yang biasa dipelihara tak hanya jenis kikik yang kecil mungil. Tapi setangguh Rottweiler atau bahkan ... jenis  Shepherd, si anjing penjaga sing gedene sak lawang. Kalau berdiri, tubuhnya lebih besar dari saya, menyamai tinggi pintu rumah! Oalahhhh ... Itu anjing apa raksasaaa thoooo?

Begitulah, lama-kelamaan, saya tak punya rasa takut pada anjing, ya karena pindah ke Jerman ini. Binatang ini  pernah dipelihara suami saya, sampai kemudian hari saya menyatakan keberatan dan anjing bye-bye.... Anjing tetangga biasa saya temui sewaktu mereka jalan-jalan tiga kali sehari di depan rumah kami. Satunya lagi, memang banyak peraturan untuk anjing. Mulai dari peraturan pemberian vaksin, kalung identitas, tali pengaman tak boleh cul-culan atau tidak dibiarkan bebas berkeliaran dan masih banyak lainnya. Aman, teratur, disiplin, tak sembarangan ... Anjing menggonggong, Gana berlalu.

Mau shock therapy tingkat lebih tinggi agar tak takut anjing? Datanglah ke Bucharest, Rumania. Di sana, anjing besar-besar dan ganas berkeliaran seperti kucing di pasar tradisional Indonesia.Tanpa tali, tanpa pemilik. Liarrrr ... Hiyyyy, dicokot lho!(G76)

Ps; prihatin dengan kasus anjing di Bucharest

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun