Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Perempuan Sebaiknya Belajar Ketrampilan Keperempuanan Sejak Dini

7 April 2021   21:00 Diperbarui: 7 April 2021   21:20 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak perempuan sebaiknya belajar ketrampilan keperempuanan (Dok.Gana)

Tapi ingat, pergi ke salon Jerman tidak bisa hari ini datang langsung dirias, harus ada perjanjian namanya "Termin." Dan kalau sedang peak season banyak orang menikah misalnya, bikin janjinya susah. Makanya, bisa berdandan sendiri selain lebih asyik, hemat dan menjadikan kita pribadi mandiri. Tak perlu bermake up tebal untuk tampil. Tipis-tipis manis sudah cukup.

Di SD, SMP atau SMA tidak diajarkan ketrampilan berdandan. Namun seingat saya ada peajaran cara memiru kain batik. Kain akan dilipat dibagian ujungnya. Kalau perempuan lipatannya akan lebih kecil, laki-laki lebih besar. Ujung kanan atau ujung kiri kain, menentukan jenis kelamin. Jangan salah.

Memotong rambut

Keahlian ini tambahan dalam pendidikan ketrampilan keperempuanan versi saya. Permintaan suami saya supaya saya belajar cara memotong rambut saya ikuti. Ia paling malas harus jauh-jauh pergi ke salon dan bikin janjinya tidak bisa sembarangan. Tadinya mau ambil kursus rambut di Jerman, selain bahasanya pakai Bahasa Jerman, harga paketnya masyaallah mahalnya minta ampun bisa buat terbang ke Indonesia. 

Untuk itu, saya niat untuk belajar di Rudi Hadisuwarno di Semarang tahun 2008. Kapan itu saya pulang sebulan bersama dua gadis kecil, jadi ada banyak waktu khusus untuk belajar di mana anak-anak dititipkan orang tua. 

Sepulang dari tanah air, saya memotong rambut anggota keluarga kami, tak perlu ke salon. Hemat budget rumah tangga dan cepat karena dikerjakan di rumah sambil nonton TV segala dan tak usah bikin janji. Bahkan kadang membantu teman atau tetangga dekat, supaya gratis dan tak perlu ke kota.

Ya, nggak disangka bahwa ketrampilan memotong rambut ini menjadi hal yang sangat bermanfaat di masa pandemi sejak 2020, di mana semua salon ditutup karena disinyalir seagai tempat berkumpulnya banyak orang dan ikut menyebarkan virus covid19. Memotong rambut tidak pernah menjadi masalah  bagi kami sekeluarga, sebab sebagai perempuan, saya memiliki ketrampilannya  dan alatnya ada di rumah.

***

Wah, banyak sekali ya, pendidikan ketrampilan anak perempuan yang sebaiknya dipelajari dan bermanfaat dalam kehidupan? Bukan berarti setiap anak perempuan Indonesia harus menguasai semua, lho. Tentu tidak karena setiap anak memiliki bakat dan minat sendiri-sendiri, tidak bisa dipaksakan.

Namun sekali lagi, jika sekolah-sekolah di tanah air seperti dahulu kala, memasukkan kurikulum pendidikan seni ketrampilan di SD atau PKK (pendidikan ketrampilan keluarga) di SMP, untuk mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan ketrampilan keperempuanan, alangkah ini akan membantu negara dalam mempersiapkan generasi muda yang terampil dan cakap, siap ditempatkan di mana saja. Atau minimal, dimasukkan ke kegiatan ekstrakurikuler pada sore hari, di mana anak perempuan bisa mendapatkan pendidikan non formal ini sebagai tambahan dan pilihan.

Jika tidak, mari ajari anak-anak kita sendiri, dari rumah. Jika main medsos ada waktu, untuk masa depan anak-anak pasti tambah ada waktu, bukan? Karena anak adalah kebanggaan orang tua. Kalau anak-anaknya hebat, orang tua juga ikut merasa hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun