"Kalau kamu punya waktu, pulanglah ke Indonesia bersama keluargamu. Kita bisa meet-up...." Tulis Gregg Jaden dalam pesan singkatnya.
Ia yang dahulu pernah menjadi narsum zoom Komunitas Traveler Kompasiana, pernah berjanji akan kembali ke negeri kita tercinta dalam waktu dekat, demi meliput suku Dayak dan keindahan alam di sana.
Aaaaaa Indonesiaaaa? Kangen.
Sedih, Februari saya nggak ada libur. Membawa anak-anak ke tanah air juga resiko, repot. Jadwal vaksin baru Agustus bisa diproses, itu pun belum 100 % yakin terealisasi. Masih ada pro dan kontra kesanggupan masyarakat untuk divaksin, termasuk efek vaksin yang belum 100% berhasil dan stok yang kurang mencukupi.
Dan saya rasa kembali ke Indonesia hanya angan-angan belaka. Betapa tidak, sebagai siswa yang nyambi kerja, nggak membayangkan kalau harus 14 hari karantina setiba di tanah air dan 10-14 hari karantina di Jerman. Hari saya bisa habis, program saya ambyar karena menerima beasiswa di mana ada sokongan dana tiap bulan dari tempat saya bekerja, menuntut 2000 jam selama setahun.
Jika tidak memenuhi kuota, bisa-bisa rumit acaranya. Ya, tidak semudah kata-kata untuk mengumbar rindu kampung halaman. Andai Indonesia hanya 5 menit dari rumah ....
Tapi saya tahu, Tuhan memang Maha Baik. Ia mengirimkan malaikat yang mengirim paket ke rumah hari ini. Waktu pak pos memencet bel, saya nggak percaya kalau di kardus tertulis nama saya dan pengirim adalah sebuah toko Asia. Bukankah saya nggak pesan apapun?
Barangkali hadiah? Dari siapa? Ah, coba dibuka.
Taraaaa ... selembar kertas ucapan terima kasih dari Konsulat Jendral Republik Indonesia di Frankfurt ada di sana. Rupanya ini adalah hadiah sebagai narasumber zoom Reboan Online, program rutin dari KJRI yang digelar untuk menjalin komunikasi KJRI dengan diaspora dan rekanan.
Ya, ampun, banyak banget. Mau tahu apa saja isinya?
- Mie instan
- Sambal cocol
- Teh melati
- Kek
- Aneka snack
- Kacang atom
- Sambal kacang
- Kecap
- Kopi