Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Semua Bule Suka "One Night Stand"?

22 Januari 2021   02:09 Diperbarui: 22 Januari 2021   02:12 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Si bule akhirnya baru paham kalau itu adalah PDKT sebelum nantinya mengadakan hubungan di tempat tidur. Halahhh, tambah nyengir lagi karena akhirnya si bule disuruh mandi tidak mau karena takut tas berisi uang amblas dari si cewek. Setelah urusan selesai, si cewek pergi meski tidak mendapat bayaran sepeserpun.

Atau bisnis bibir di Papua yang ia ceritakan. Dari awal saya kira ini ada hubungannya dengan suntik bibir botox begitu, ternyata bisnis seks. Ih, serem.

Ada juga bule yang takut ONS

Jika pengusaha mainan seks tadi cerita soal ONS itu biasa. Bahkan ada temannya B, orang Jerman yang punya pacar tetap di Jakarta, justru si pacar meminjamkan si orang Jerman pada teman-teman lainnya yang mau ONS. Tes, tes, teeees. Untuk dua bule itu (A dan B), kita bisa mengambil kesimpulan bahwa mereka suka ONS.

Tapi ingat, ternyata ada juga lho, orang asing yang berada di Indonesia, justru takut diajak ONS. 

Kisahnya begini. Waktu itu kami mengadakan kegiatan internasional di Semarang. Salah satu programnya adalah penyuluhan soal HIV/AIDS di lokalisasi Sunan Kuning. Dari beberapa bule lelaki, ada satu yang terlihat bening nan mencorong, C. Mengapa? Karena seperti gambaran bule di kebanyakan mata orang Indonesia, si cowok bertubuh tinggi dan besar, berhidung mancung, berambut pirang, bermata biru dan berkulit putih.

Selama 2 minggu, kami berada di sana. Ternyata si bule mengalami pengalaman tak terlupakan. Ia diajak ONS oleh beberapa wanita di tempat itu. Nggak perlu bayar tapi si cowok malah takut dan lari ke basecamp. Cowok-cowok Indonesia yang mendengar keluh-kesahnya ngakak dan ngerjain, menyalahkan si bule mengapa tidak mau diajak ONS.

Kisah si C ini juga saya alami waktu saya ikut beasiswa winter course di Denmark selama tiga bulan. Tinggal bersama ratusan anak muda dari Asia dan Eropa, banyak pengalaman yang saya alami. Kami tinggal seperti kos-kosan. Tiap kamar diisi 2 orang. Ada yang pada nggak kuat ONS di kamar tapi banyak juga cowok Eropa yang takut banget diajak ONS cewek-cewek dan bergabung dengan kami orang Asia (Jepang, Korea, Indonesia dan China) di hall, di dapur atau di tempat nongkrong lainnya buat ngobrol rombongan, supaya terhindar dari godaan. Soalnya ingat bahwa, jika ada manusia berduaan, ketiganya adalah setan.

***

Dari cerita singkat di atas, pasti sudah ada garis merah bahwa bule juga manusia. Artinya, ada yang baik dan ada yang buruk. Jangan nilai setitik rusak susu sebelanga dan menganggap semua bule suka ONS. Ada juga yang tidak. Banyak yang baik, kok. Banyak pula hal baik yang bisa kita contoh dari mereka misalnya bagaimana mereka punya:

  • Teknologi tinggi
  • Kedisplinan
  • Kemajuan
  • Keteraturan
  • Kebersihan
  • Sistem yang baik
  • Beyond tomorrow
  • Ketelitian dan masih banyak lainnya

Begitu pula sebaliknya, dikira semua orang Indonesia baik-baik saja? Kalau sudah katam baca bukunya Moamar MK pasti bisa terbuka wawasannya. "Oh, ada ya, begituan di negara yang penuh dengan budaya, tata krama, nilai, norma dan tentu agama." Ini aneh tapi nyata. Di Indonesia???

Baiklah, semoga tulisan sederhana ini tetap asyik dan menginspirasi. Salam salju. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun