Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Indahnya "Weisse Weihnachten- the White Christmas" di Masa Pandemi

25 Desember 2020   23:33 Diperbarui: 26 Desember 2020   14:14 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja di tempat kami dipandang dari taman kanak-kanak (dok.Gana)

"Oh, pohon natal ... oh pohon natal, betapa hijau daunmu. Warnamu hijau tak hanya pada musim panas, tetapi juga di musim dingin ketika salju turun. Oh, pohon natal. Oh pohon natal, betapa hijau daunmu."

Lagu natal itu selama seminggu yang lalu mengalun di kelas, di taman kanak-kanak tempat saya bekerja.

Dan sejak kemarin hingga hari ini semakin pas untuk didendangkan rakyat Jerman, sembari berujar, "Indah, indah sekali dan ajaib hari ini."

Ya, kalimat itu pasti muncul dari jutaan warga Jerman yang memandang bahwa melihat natal putih adalah hadiah natal terbaik dan termahal sedunia. Bukankah natal putih dikatakan hanya datang dalam hitungan dasawarsa jika beruntung atau dekade jika sedang tidak bernasib baik?

Nggak heran jika beberapa warga bersama keluarganya menikmati sekali natal putih dengan cara berjalan-jalan di sekitar kampung menuju hutan sejak tadi pagi. Beberapa terlihat menuju gereja hingga sore ini. Di sana, mereka mendoakan arwah keluarga yang bersemayam di sana, di makam yang ada di halaman tempat ibadah pemeluk agama Katolik Roma.

Udara sangatlah dingin menggigit hingga ke tulang. Namun kami tetap tak gentar menghirup udara segar setelah seharian di rumah saja.

Saya pandangi desa kami, gereja buatan tahun 1700-an dan bukit di ujung rumah yang memutih sejak kemarin malam. It's really a white christmas. Sungguh pemandangan istimewa bagi saya yang kelahiran Indonesia dan tidak pernah melihat ini di negeri kita. Tiap negara memang punya kelebihan dan kekurangannya. Semua harus dinikmati.

Natal putih. Ya, natal bagi penduduk Jerman merupakan saat yang paling istimewa untuk bertemu dengan keluarga. Di negeri yang hubungan persaudaraannya tidak serekat di tanah air, pertemuan di hari natal dengan keluarga adalah sesuatu. Sebuah perayaan berdaya mega.

Sedangkan di nusantara, orang sering bertemu pada acara silaturahim, arisan, perkawinan, sunatan, kematian dan acara tradisional keluarga lainnya selain pada Idul Fitri dan natalan.

Hati ini bahagia rasanya, sangat senang melihat para tetangga berkumpul dengan keluarga inti dan keluarga terdekat. Warna putih dari salju di luaran, semakin menambah keharmonisan natal tahun ini.

Selamat natal bagi Kompasianer yang merayakan di tanah air, meski tanpa hamparan salju putih yang dingin tapi menyejukkan kalbu seperti di sini. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun