Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak di Bawah 18 Tahun Susah Diatur?

15 Oktober 2020   03:45 Diperbarui: 22 Oktober 2020   02:52 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan kurang harmonis anak dengan orangtua| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Karena bingung tak punya tempat berteduh, si anak melapor ke Jugendamt. Di sana, ia diberi penjelasan para staf bahwa departemen tidak bisa berbuat apa-apa karena memang ia sudah dianggap negara Bundes Republik Deutschland sebagai orang yang sudah cukup umur. Jugendamt mengurusi anak-anak, bukan orang dewasa alias di bawah 18 tahun.

Setiap anak dilahirkan putih ke dunia ini. (dok.Gana)
Setiap anak dilahirkan putih ke dunia ini. (dok.Gana)
Inobhutnahme atau tempat pengawasan anak di bawah umur

Kembali lagi ke M. Ia masuk pengawasan Jugendamt karena masih di bawah 18 tahun. Ia ditampung di sebuah tempat.

Adalah Inobhutnahme. Tempat ini biasa untuk menampung anak-anak yang:

  • Mengalami kekerasan rumah tangga dan mengajukan sendiri-ingin ditampung Jugendamt.
  • Merasa terancam jiwa-raganya karena orang tua.
  • Tidak memiliki orang tua ketika berada di Jerman dan mereka itu anak-anak atau pemuda dari negara pengungsi (Suriah, Afganistan, Afrika).

Bagaimana gambaran saat berada di tempat tersebut?

M bercerita pada anak saya bahwa kondisinya sangat menyeramkan. Banyak anak-anak atau pemuda yang kehilangan akal. Mereka ini kebanyakan memiliki pengalaman mental yang menyeramkan. Bahkan ada di antara mereka yang agresif.

Teman sekelas saya dari Eretrea juga bercerita bahwa salah satu anak dari Afganistan suka memukul teman-teman SD-nya sampai berdarah. Anak itu sekelas dengan anak teman saya. Ah, prihatin. 

Saya bayangkan betapa keras kehidupan di Afganistan dan trauma dari perang dan kehancuran di negara asalnya. Saya bisa mengerti mengapa anak jadi begitu, hanya ada kebencian yang ia lihat. Bukankah pada dasarnya setiap anak dilahirkan sebagai selembar kertas yang putih dan bersih?

Lebih lanjut, bukannya M merasa lebih baik dibanding saat tinggal bersama orangtuanya. M menderita batin, stres tapi ia tidak bisa kembali karena mamanya tidak mau lagi merawatnya dan sudah memasrahkan tanggung jawab kepada pemerintah dengan alasan tidak sanggup mengaturnya lagi.

Tempat untuk anak-anak seperti di atas tadi, biasanya dirahasiakan lokasinya atas keputusan Jugendamt, supaya tidak ada intervensi dari pihak luar seperti dari orangtua si anak.

Semua bea pengawasan anak selama di Inobhutnahme ditanggung pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun