Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Taman Kanak-Kanak Dibuka Kembali, Anak-Anak Dilarang Menyanyi

14 Juli 2020   03:48 Diperbarui: 14 Juli 2020   03:47 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak bermain di TK, tidak ada batasan jarak (dok.Gana)

I really love Monday. Hari Senin, 13 Juli 2020. Saya memulai hari bersama anak-anak di taman kanak-kanak setelah sekian lama berhenti karena Corona, rasanya selangit.

"Gana, kamu duduk di sebelahku, ya."

"Gana, nanti kita bikin hasta karya kupu-kupu, ya."

"Gana, nanti kita main halma, ya."

"Gana, nanti kalau aku pulang, kamu membuntuti dari belakang supaya tahu di mana rumahku, ya."

Aihhhh ... saya tahu untuk apa saya hidup, karena ada yang membutuhkan saya. Eaaaa.

Aturan baru di taman kanak-kanak pada masa pandemi

Dan entah apalagi celoteh anak-anak yang bikin saya ngakak dan mau salto. Dunia anak-anak memang menyenangkan. Delapan jam sehari bersama mereka? Nggak terasa jemunya, tuh. Hari lewat cepet banget. Aneh, kan.

Sejak 16 Maret 2020, baru 13 Juli itu saya kembali. Artinya dua minggu setelah taman kanak-kanak kembali dibuka untuk umum atau 1,5 bulan setelah TK dibuka bagi orang tua yang dua-duanya harus bekerja.

Padahal kota di mana TK itu berada memiliki catatan jumlah pasien Corona dua digit. Sedangkan desa kami hanya satu digit. Mengapa? Ternyata, ada rombongan wisata dari kota itu yang main ski ke Austria, tepat di zona merah pada bulan Februari. Akibatnya pulang- pulang bawa souvenir virus alias jatuh sakit.

Maka dari itu, banyak aturan baru yang berlaku di taman kanak-kanak tersebut. Nah, tahu kann, aturan biasanya dibuat lalu ada yang melanggar. Semoga saja di TK ini tidak, supaya semua aman terkendali.

Perlu diketahui bahwa tanpa menyekolahkan anak-anak di TK, orang tua tidak bisa bekerja. Sedangkan dititipkan kepada oma-opa alias nenek-kakek, pasti sangat kurang bijak karena mereka adalah lansia yang masuk golongan beresiko tinggi. 

Makanya banyak panti jompo ditutup dan baru dua minggu lalu dibuka. Sedangkan anak-anak kecil masih dipercaya sebagai the carriers, meskipun banyak juga kabar bahwa anak-anak juga kena Corona.

Jerman terkenal sebagai bangsa yang mandiri, tidak memelihara pembantu seperti trend atau tradisi di tanah air. Jika semua dikerjakan sendiri ditambah harus bekerja dan anak-anak di sekeliling mereka, hil yang mustahal. Itulah sebabnya, pemerintah mendukung upaya TK untuk membuka lagi sekolahnya agar semua lancar. Tentu saja dengan aturan baru yang dibuat.

1. Orang tua dilarang masuk Gedung TK

Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Saya datang 5 menit sebelum pukul 8 pagi. Begitu masuk kelas, belum begitu banyak anak-anak yang hadir. Hanya satu-dua saja terlihat sibuk main.

Menit demi menit berjalan pelan. Satu demi satu, anak-anak TK diantar orang tuanya. Biasanya, mereka memencet bel sesuai kelasnya dan pintu utama akan dibuka, sehingga orang tua dan anak-anak bisa masuk.

Sekarang sudah berubah. Orang tua mengetuk pintu samping dan akan dibukakan oleh seorang guru. Mereka harus memakai masker dan hanya berdiri di depan pintu. Orang tua yang lainnya harus antri, dengan jarak 1,5-2 meter. Tidak ada cerita menyerobot antrian apalagi acara titip sandal. Wkwkwk.

Kemudian, guru yang menyambut orang tua dan anak akan memeriksa suhu badan anak dengan termometer tembak, baru anak boleh masuk. Lalu, orang tua pergi. "Aufwiedersehen", jumpa nanti.

2. Anak-anak dilarang menyanyi

Pukul 9 atau satu jam setelah bermain adalah jadwal anak-anak TK besar (umur 3-5/6 tahun)  untuk Morgen Kreis" (Morgen=pagi, Kreis=lingkaran) atau duduk dalam satu lingkaran untuk menyapa satu sama lain sebelum makan pagi. Antara lain membahas siapa yang datang dan tidak datang, tanggal hari itu, musim yang sedang berjalan dan sejenisnya. Tentu saja biasanya ada acara nyanyi-nyanyi supaya riang gembira.

Namun, aturan baru TK adalah anak-anak dilarang menyanyi. Ah, seperti burung yang sakit gigi. Hari kurang ceria padahal langit tak bermuram durja.

Seperti kita ketahui, penularan virus covid19 adalah droplet. Itulah yang mungkin mendasari aturan baru di dalam taman kanak-kanak bahwa anak-anak dilarang menyanyi. 

Bisa dibayangkan di kepala kita masing-masing. Selama menyanyi tentu suara jadi keras, mengejan, keluar air liur dan entah apalagi yang bisa terjadi. Apalagi, jarak antara anak satu dengan lainnya tidak 1,5 meter, apalagi 2 meter. Jelas tidak bisa lah. Jumlah anak yakni 18 dan 3 guru, berapa luas ruangan yang dibutuhkan?

3. Tiap anak mendapat piring isi buah

Saya masih ingat waktu makan siang, ada anak yang kalau ngomong kencengnya seperti angin lesus. "Wus-wus-wus." Akibatnya, ada makanan yang muncrat, jatuh di celana saya. Alamak, memang harus ganti baju setiap hari kalau kerja sama anak-anak.

Ngeri membayangkan seberapa kotornya baju saja sebenarnya. Ada  anak yang ingusan, ada yang nangis, ada yang bersin, ada yang batuk ...

Kebetulan, saya duduk di sebelah anak, seperti yang ia minta. Jadi kalau tadi pagi duduk dekat si A, siangnya duduk dekat B, sorenya duduk dekat C dan seterusnya. Supaya setiap anak punya kesempatan duduk dengan blogger Kompasianer dari Jerman ini. Hahaha, untung mereka tidak minta tanda tangan.

Makanya, soal makanan juga ada aturan baru. Yakni, setiap anak mendapat satu piring isi buah. Padahal dulu satu piring untuk dua-tiga anak. Iya supaya tidak terlalu banyak cucian piring di mesin. Hemat energi, ramah lingkungan.

Bisa saja kalau satu piring rame-rame, habis ambil buah, buah masuk tangan. Tangan kena air liur lalu ambil buah lagi di piring. Aduh, bayanginnya harus pakai mikroskop biar makin miris, gih. Hehehe.

***

Masih banyak aturan seperti berjalan sesuai arah tanda panah di lantai, supaya ada jarak dan tiap ruang seperti dapur, ruang guru, kamar mandi, memiliki batasan berapa orang yang berada di dalamnya. 

Namun setidaknya, di atas tadi adalah  sekilas gambaran pembukaan taman kanak-kanak di tempat saya bekerja. Bisa saja sesama Jerman, aturannya beda. Iya, kan.

Masih banyak aturan yang tidak berubah seperti boleh mendekap, mencium dan membelai/mengusap anak-anak. Selain sebagai dukungan psikologis anak ketika berada jauh dari orang tua selama seharian, tindakan kontak langsung itu menanamkan cinta dan kasih sayang yang sebenarnya mutlak ada dalam hidup seorang anak pada masa perkembangannya.

Saya yakin, anak yang disirami banyak cinta dan kasih sayang tak hanya dimanja harta dan uang, akan menjadi anak yang berbeda. Mereka akan memiliki raga yang jiwanya tidak kosong.

Baiklah, semoga ini akan menjadi wawasan para orang tua yang akan memasukkan anak-anaknya kembali ke sekolah khususnya taman kanak-kanak. Anda khawatir? Patuhi protokol kesehatan dan berdoa.

Hanya saja saya masih khawatir karena saya disarankan tidak memakai masker. Para guru meminta masker saya dicopot. Sayanya yang panas-dingin. Lain kali harus minta ijin kepala sekolah supaya saya boleh memakai, demi menjaga kesehatan diri. Kalau saya sakit, nggak asyik. Saya paling benci sakit apalagi harus minum obat.

Sejauh ini, TK kami sudah 1,5 bulan berjalan. Belum ada satu kasus corona yang terjadi di sekolah. Apakah Corona sudah pulang kampung?

Kabarnya, sekali ada kasus dengan angka yang signifikan, pemerintah akan segera menutup sekolah. Semoga tidak, ya karena memang sudah capek berada di rumah terus. Kembali aktif supaya hidup lebih berwarna. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun