Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetangga adalah Musuh yang Terdekat?

26 Mei 2020   17:56 Diperbarui: 26 Mei 2020   17:56 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suami saya sangat terganggu dengan hal itu, sampai ia mengikuti jejak Trump untuk membangun pagar tinggi yang tertutup. Kalau menurut saya, sebenarnya nggak usah diambil hati. Uangnya buat traveling saja. 

Tetangga kami itu mungkin nggak ada kerjaan jadinya hal-hal kecil diurusin. Kepo. Seharusnya kami hadapi mereka dengan kepala dingin. Kalau panas bisa meledak, bahaya. 

Nggak mau stress, ah. Jadi sebaiknya kami menganggapnya ributnya tetangga itu biasa, sampai maut memisahkan atau ada yang pindah di antara kami.

Kita tinggalkan seremnya "Tetangga adalah musuh yang terdekat." Kita kembali lagi ke kalimat "Tetangga adalah saudara yang terdekat", soalnya kesannya lebih paradise gitu loh.

Tetangga oh tetangga (dok. Gana)
Tetangga oh tetangga (dok. Gana)

Apa saja adab bertetangga  yang selama ini telah kami lakukan di Jerman?


1. Ramah

Di Jerman, sapaan Hallo", "Gruss Gott" atau Morgen" adalah wajib diucapkan ketika bertemu orang lain sekalipun baru pertama kali ketemu alias nggak kenal sama sekali. 

Anggukan kepala atau mengangkat satu telapak tangan sebagai tanda feed back biasa juga dilakukan orang. Meskipun tetanggan, kami tidak pernah bertemu. 

Namanya juga Jerman nggak ada pertemuan RT, RW atau sejenisnya. Paling banter ya, pesta rakyat di musim panas di mana semua orang keluar tumplek jadi satu di alun-alun.

Tuh, harus saling sapa ini menepis anggapan bahwa semua orang Jerman sombong dan kaku. "Semua  tak sama" kata Sheila on 7. Keramahtamahan itu juga kami sampaikan kepada para tetangga dengan cara menyapanya saat bertemu. Tapi jangan berharap mukanya berseri-seri seperti yang kita temukan di Indonesia, ya. Wajahnya biasa saja, netral. Nggak usah diambil hati, itu biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun