Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Enak Lebaran di Indonesia atau di Jerman?

24 Mei 2020   23:12 Diperbarui: 24 Mei 2020   23:20 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebaran bersama pengungsi tahun lalu (dok. Gana)

Selama merayakan lebaran di Jerman, beberapa kali saya undang tetangga kanan-kiri. Di waktu lain, mengundang teman-teman senam. Pernah juga sekali makan dengan pengungsi dari Suriah, Iran dan Afrika. Mereka bilang opor ayam telur dan sambal goreng itu kuliner yang bikin lidah bergoyang. Wah, pas dengan lidah orang asing, nih.

Alexa lapor kalau hari Minggu cuaca nggak begitu hangat, yakni hanya dengan temperatur tertinggi 14 derajat dan temperatur terendah 4 derajat. Aduh, kalau 4 derajat sudah bisa mendatangkan salju alias dingin, dong.

Selain meja panjang di teras rumah alias di luar, kami siapkan meja panjang di dalam rumah. Agak repot memang tapi demi sedia payung sebelum hujan. Dan agar tamu  nyaman menikmati penganan. Mulai dari camilan kecil, kuker sampai makan besar. Sambal, kerupuk dan rempeyek nggak boleh lupa.

Tahun ini, kami betul-betul menikmati lebaran dengan makan bersama keluarga teman dekat dari Indonesia. Benarlah, pada hari Minggu waktu mereka datang, kami harus makan di dalam rumah saking dinginnya. Oh, ya, pemerintah Jerman sudah mulai memberikan kelonggaran sejak minggu ini untuk pergi ke restoran dengan meja berjarak 1,5 meter dengan meja lainnya dan bertemu dengan keluarga lain dalam hitungan jari. Bahkan gereja sudah dibuka untuk misa dalam jumlah kecil, jarak antara jemaah 1,5 meter. 

Tuh, kan. Saya nggak perlu sedih, meski lebaran kali ini, lagi-lagi nggak bisa mudik tetapi rupnya makan bersama keluarga dan teman dekat juga asyik. Dalam kata lain; tak ada keluarga, teman pun jadi. Jika tetangga adalah keluarga yang terdekat, teman adalah saudara yang tersayang.

Idul Fitri yang luar biasa tahun 2020

Tahun 2020 menjadi masa yang istimewa karena terpilih sebagai tahun pandemi yang konon datang per 100 tahun sekali. Virus Covid19 menyebar ke seluruh duni tak terkecuali Jerman dan Indonesia. 

Lantas kesan utama Idul Fitri kali ini apa dong? Ada, sholat Idul Fitri lewat streaming. Undangan dikirim KJRI Frankfurt lewat instagram. Sholat sunah setahun sekali itu dilaksanakan pada hari Minggu, 24 Mei 2020 di rumah saja.

Siaran live pada pukul 08.30 berupa panduan shalat Ied dan 08.45 menampilkan khutbah Idul Fitri oleh Ustad Akhwaf Habiburrahman Lc. Link yang harus dituju adalah www.masjidindonesia.de/ied.

Pesan-pesan baik disampaikan di sana. Manusia memang tempatnya salah tapi nggak harus berhenti untuk memperbaiki diri. Semoga masih bertemu ramadan-ramadan yang lain. 

Keistimewaan lain pada lebaran tahun ini adalah saya lebih banyak waktu membaca tafsir Al-Quran ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Dulu-dulu biasa membaca al-Quran, bahasa Arab saya nggak ngerti artinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun