Dan memang selama bermain ski, banyak lansia yang wara-wiri di Chamonix. Entah sendiri atau bersama keluarga; pasangan, anak dan cucu, mereka tampak menikmati. Nggak takut jatuh, nggak takut hilang, nggak takut encok apalagi patah tulang. "Non, non, non."
Yang disadvantage, tetap bisa main ski
Dari dua hari yang saya inginkan, rupanya saya jadi juga 4 hari main ski. Idih, gaya banget. Selain capek pasti duitnya juga, dong. Selama 4 jam main ski harus bayar 48 euro atau sekitar Rp 700 ribuan. Yang sehari penuh, hanya 7 euro lebih mahal dari tarif separuh hari.
Bisa saja sih, saya santai, jalan-jalan dan belanja. Tapinya saya merasa sayang bisa tergoda membuang uang untuk shopping ini-itu, mending buat trip lain waktu, lebih seru.
Saya ingat pepatah yang mengatakan "don't collect things, collect moments", paling enak mengumpulkan momen ketimbang koleksi barang.
Sadar banget keagungan Tuhan ada di sekeliling. Rugi kalau tidak naik dengan lift dan menuruninya dengan ski. Meluncurrrr!
Perempuan yang duduk di sana, seorang disadvantage atau difable. Siapa bilang kalau kaki sakit atau kaki nggak bisa berdiri tegak nggak boleh main ski, nggak bisa main ski? Di Chamonix, apa saja bisa diatur. Come on, let's go. (G76)