Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Henrique, Sarjana Arsitek yang Menganggur, Sukses Jualan Ikan di Lisabon

20 Desember 2019   16:34 Diperbarui: 21 Desember 2019   06:07 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Henrique Vaz Pato, lulusan arsitek yang tinggal di Lisabon. Kota yang bea hidupnya lebih tinggi dari Porto dan Nazare, dua kota sesama negara, Portugal itu membuatnya benar-benar tak berdaya. 

Dia selalu berpikir keras akan kehidupannya. Menjadi salah satu sarjana arsitek dari 25.000 orang di Portugal, saingannya bisa main sikut atau panco. Berani? Nggak nahan.

Sudah sarjana apakah jaminan kerja di masa depan yang cerah? "Ah, di mana-mana sama" kata mayoritas orang. Belum, belum tentu sama karena nasib setiap orang itu bisa berbeda kalau ada usaha dan doa. Yang membedakan biasanya adalah bagaimana orang tersebut mampu bersaing di antara kerasnya dunia. 

Bila kreativitas muncul dari si (sarjana) pengangguran pasti membawa rejeki. Henrique adalah salah satunya yang telah membuktikan kreativitasnya berhasil. Jangan pernah malu kerja rendahan karena memikul gelar sarjana yang wow.

Sarjana Pengangguran Buka Resto Ikan

Adalah tempat makan bertajuk "Sol e Pesca" di Lisabon. Restoran yang saya sebut kedai itu ada di pinggir jalan "the pink street." Itu adalah ciptaan Henrique, kreativitas pengangguran yang sarjana. 

Pink? Merah jambu? Iya, jalan di depan warung itu warnanya bukan abu-abu layaknya aspal atau paving jalanan, melainkan warna pink. Yaoloh, kece badai; instagrammable.

Ketika kami datang ke Pesca, kedai sudah penuh. Unik sungguh unik karena kursinya kecil seperti anak TK, begitu pula mejanya. Hiasan ala nelayan menggantung di sana-sini; jaring nilon, pancing, mata ikan dan saringan. 

Menarik! Mata kami bergerilya menyapu pemandangan di sana. Orang-orang yang memenuhi tempat itu, tak terusik oleh kehadiran empat sekawan; suami, dua anak dan ... saya.

Kami duduk di luar. Saya merasa terusik ketika sebelah saya merokok dan asap terhisap sebentar. "Uhuk-uhukkk." Suami usul masuk ke dalam. Pertama karena polusi udara itu. 

Kedua, supaya kalau tiba-tiba hujan rintik, bisa selamat dari kebasahan. Maklum, mendung bisa berarti hujan. "Clever, setuju, pak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun