Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pilih Anak, Karier, atau Dua-duanya?

29 Oktober 2019   17:14 Diperbarui: 29 Oktober 2019   18:52 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedih ditinggal mama bekerja (dok.Screenshot video Mama Kani)

Tidak mudah memang untuk membuat saya berdiri tegak, memulai dari awal dan bekerja siang-malam di rumah saja. Iya, di rumah saja. Bosan, kan? Mana kami tinggal di tengah hutan dan gunung, bukan di tengah kota yang hingar-bingarnya bisa saja menghibur. Huuuh.

Yup. Mulai membangunkan anak-anak pagi-pagi sebelum mereka berangkat ke sekolah, menyiapkan sarapan dan lunch box, membersihkan rumah, memasak (untuk siang dan atau malam), pekerjaan rumah tangga di dalam dan di luar rumah (red: kebun), sampai menemani membuat PR anak dan mengantar-jemput mereka ke klub macam taksi saja.

Malam baru terasa lega ketika anak-anak sudah bersih dan kenyang, masuk kamar, mendapat pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Jerman dari saya lalu rumah sepi. Eit, pekerjaan saya belum selesai, semua mesin (cuci piring, cuci baju, pengering baju) harus disetel supaya berjalan mulai pukul 22.00, bea listriknya lebih murah. Baru kaki saya bisa istirahat, nonton TV Bersama suami sambil mengobrol, bercanda dan sayang-sayangan. Selanjutnya, terserah kami....(piiiiipppp).

Tahun demi tahun saya sabar menjalani. Meski kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala, rasanya tetap nikmat. Saya masih bisa happy dengan hobi travel, berkebun dan menulis (artikel di Kompasiana dan buku dengan penerbit mayor serta indie label). Rupanya memang kita yang mengatur waktu bukan waktu yang mengejar kita seperti hantu. Itu kuncinya. Cie.

Satu lagi, saya baru tahu kalau pikiran stress harus dibuang jauh karena itu penyakit, membuat saya cepat jatuh sakit dan semua kegiatan di rumah akan berabe karenanya. Apalagi di negeri empat musim, alamak ganti-ganti cuaca.

Di Jerman, saya mengenal "Man Flu" bahwa jika seorang laki-laki atau suami sakit sedikit saja, hebohnya nggak karuwan. Lain soal ketika seorang wanita atau istri sakit, semaksimal mungkin tetap mengatur kegiatan rumah tangga, anak-anak dan suami beres. Itulah bedanya.

Sebagai imbalan, rasanya bahagia sampai langit sap tujuh jika anak-anak yang beranjak dewasa masih mampu dan giat mengucapkan:

"Mama, aku mencintaimu."

"Mama, tanpamu aku kehilangan."

"Mamaku paling baik sedunia."

"Mama, aku kangen kamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun