Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Begini Gambarannya, Ketika Opa Kena Alzheimer

22 Februari 2019   17:32 Diperbarui: 22 Februari 2019   18:06 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala isi madu (dok.Mueller.de)

Dimulailah acara potong-potong di kebun dengan semangat. Betapa kagetnya Sarah karena si mertua bukan memotong 10 cm dihitung dari bagian atas tapi memahaminya sebagai "sisakan 10 cm tanaman dihitung dari bawah saja." Kebunpun jadi gundul. Padahal butuh waktu bertahun-tahun untuk melihat tanaman tumbuh panjang lagi. Nggak nyaman lagi berada di kebun yang nggak ada penghalang pandangannya, dong. 

Sarah marah besar dan meyakinkan suaminya bahwa ada yang salah dengan si opa. Niko tak percaya sampai suatu hari ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri "What? Bapak saya bangun dari tempat tidur, berjalan ke dapur, membuka kulkas, pipis di dalam mangkok yang ada di dalamnya, kembali menutup lemari es dan kembali tidur tanpa rasa bersalah?" 

Untunglah suatu hari Tilda harus periksa ke dokter. Karena Niko dan Sarah harus ke luar negeri, mereka meminta tolong opa untuk antar-jemput, dari sekolah ke dokter lalu pulang ke rumah. Ternyata, Amandus lupa. Tilda pun berangkat dengan naik bus. Di sana, ia bercakap-cakap dengan dokter yang memeriksa. Ia berkisah tentang sang opa yang aneh. Dokter menjelaskan bahwa sepertinya ada indikasi bahwa opa terkena alzheimer. Sarannya, dalam rangka penyembuhan, si pasien dibawa ke tempat di masa lalunya untuk mengembalikan kotak ingatan yang menyublim. 

Tak disangka nasehat itu membekas di otak Tilda. Di kemudian hari Tilda pun mengajak opa ke Venezia, kota indah tempat opa dan oma pernah bulan madu. Sang "Prinzessin" ingin agar kakek tercintanya sembuh dari alzheimer. Sayang sekali, Tilda tidak tahu bahwa penderita alzheimer seharusnya tidak mengendarai mobil sendiri karena otaknya sudah nggak bisa konsentrasi. Opa yang menyetir mobil tetap melaju di jalan raya meski lampunya merah tanda berhenti. Bahaya! Kecelakaan pun terjadi. Mereka melarikan diri dengan kereta api. 

Sesampai di Italia, mereka menginap di sebuah hotel. Tilda pernah kebingungan mencari opa yang menghilang dan baru ketemu di sebuah lokasi. Itu tempat duduk yang sama puluhan tahun yang lalu, di mana opa dan oma pernah pacaran. Seperti cerita tante suami saya yang bulan ini berumur 97 tahun, suaminya sebelum meninggal di usia 93 adalah penderita alzheimer. Tante cantik suka bingung, suaminya sering menghilang dan kadang bertanya "Anda siapa?" Om biasanya baru ditemukan di tempat khusus, di mana om dan tante pernah sering duduk berdua. Karena sudah tidak kuat, tante yang otaknya masih kuat itu mengirim mantan direktur bank terkenal itu ke rumah sakit. Om meninggal di sana karena jatuh dari tempat tidur. Riwayat yang tragis bagi penderita alzheimer. 

Akhirnya, saya setuju kalau film ini masuk kategori drama, tragedi-komedi. Selain banyak kejadian lucu sekaligus menjengkelkan karena si opa lupa ini-itu, hal-hal bahagia karena anak-cucu yang cinta bapak-kakek mengekspresikan perasaannya,  mengharukan ketika menantu memutuskan untuk berhenti bekerja demi merawat mertua, juga menyedihkan karena ending-nya, penderita alzheimer itu meninggal dunia karena gagal jantung. Kisah tamat. 

*** 

Setujukah Anda bahwa film yang saya review itu salah satu potret nyata sebuah kehidupan keluarga di negara manapun? Bisa terjadi di Jerman atau di Indonesia. Film ini memang sudah lama tetapi tetap menarik untuk ditonton, apalagi di hari-hari di mana Anda ingin berbagi kasih sayang. Silakan cek thrillernya di youtube. DVD bisa Anda dapatkan di toko online. 

Tapi ingat ya, di Jerman, semua film berbahasa Jerman. Mau film lokal atau impor, penikmatnya harus tahu bahasa nasional 82 juta penduduk itu. Tapi jangan khawatir, tetap ada teks terjemahan bahasa Inggris dalam DVD. Khusus bagi yang sudah pernah belajar bahasa Jerman, bisa bahasa Jerman, tertarik dengan pernak-pernik Jerman dan cinta keluarga Anda, it's really recommended. Film di dunia ini nggak hanya Hollywood atau Bollywood saja, ya. 

Inti dari review ini, bagaimana rasanya orang yang mengidap Alzheimer, sih? Seperti Honig im Kopf" (Honig=madu, im=dalam, Kopf=kepala). Kepala isi madu. Lengket. Mari kita jaga kesehatan dan sayangi keluarga  setiap hari. Selamat pagi. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun