Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sering Pakai Sepatu Cantik atau Berhak Tinggi, Hati-hati Bisa Kena Bunion

9 Desember 2017   18:42 Diperbarui: 10 Desember 2017   07:46 2588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunion dikoreksi pakai foot orthotics, jempol dipasung (dok.Gana)

Begitu datang, dokter yang ngomongnya cepat seperti kereta ICE itu menyuruh saya melepas kaos kaki dan sepatu lalu disuruh berjalan layaknya di catwalk. Dari gaya berjalan, dokter itu langsung tahu saya punya kesalahan apa pada tulang kaki. Wih, matanya awas sekali. Kalau saya waktu SD, tahu anak laki-laki barusan disunat dari cara berjalan mereka yang mbegagah, dua kaki melebar dan karena pakai sarung.

Dengan scan kaki, bisa tahu ada kelainan (dok.Gana)
Dengan scan kaki, bisa tahu ada kelainan (dok.Gana)
Kemudian, dokter mengatakan beberapa hal:

Pertama, kaki saya dikatakan ceper. Bentuk kaki datar akan menyebabkan masalah pada kesehatan kaki.

Kedua, disarankan untuk tidak memakai sepatu yang sempit tapi longgar dan berbahan kulit atau memang sepatu khusus untuk kesehatan supaya lebih nyaman. Ia menyebut merk produser sepatu tertentu tapi saya lupa. Hahaha, sudah puyeng membayangkan harganya.

Ketiga, kaki saya disebut kena bunion (mild),  belum parah betul.

Keempat, diberikan resep untuk memakai Einlage, alas kaki khusus (karena yang lama dikatakan sudah rusak) yang dimasukkan ke dalam sepatu sehari-hari dan korektor jempol kaki.

Menuju lantai atas, saya bertemu petugas. Pria lucu itu me-scan kaki saya. Kalau dengan dokter terdahulu memakai gabus atau busa empuk yang bisa mencetak bentuk kaki empat dimensi, petugas di sana menyuruh saya untuk naik di laci mejanya. Hah? Laci? Iya, scan ada di laci meja bagian paling bawah jadinya harus berdiri di sana. Bentuknya sama seperti mesin scan kalau kita memindai kertas. Begitu proses selesai, scan masuk laci lagi dan gambar kaki tampak di layar komputer dan dicetak dalam kertas.

Mesin scan di dalam laci lemari (dok.Gana)
Mesin scan di dalam laci lemari (dok.Gana)
Proses pembuatan Einlage atau alas kaki khusus juga seminggu dengan bea 27 euro. Bahannya dari sintetis. Saya lihat saja nanti perbandingannya setelah 4 tahun lagi, apakah lebih manjur dari bahan terdahulu?


Menurut Paul Ingraham, mantan massage therapist dari Painscience bahwa sesuai pengalamannya merawat pasien, orang-orang yang membutuhkannya biasanya adalah pemilik kaki ceper, penderita diabetes, arthritis (radang sendi tulang) dan metatar (telapak kaki bengkok).

Apa itu Bunion?

Perbandingan tingkat bunion (dok.Dr.Neal Blitz-surgerybunion.com)
Perbandingan tingkat bunion (dok.Dr.Neal Blitz-surgerybunion.com)

Kata dokter saya, valgus atau hallux valgus disebut juga bunion. Namanya terdengar bagus tapi penampakannya buruk. Itu adalah kondisi ibu jari kaki yang tulang bonggolnya menonjol ke samping sisi luar telapak kaki dan ibu jari miring (nempel ke jari kelingking dan lainnya). Kalau kaki kanan berarti ke arah kanan, kaki kiri ke arah kiri. Seperti ada magnetnya. Serem, ya?

Pada kondisi akut, biasanya tingkat kemiringan ibu jari kaki sangat mengkhawatirkan. Ditambah, bonggol ibu jarinya merah! Huhuhuuuu .... semoga kaki saya tidak sampai begitu dan segera sembuh.

Kata dokter kedua saya, bunion saya disebabkan bentuk kaki datar saya. Yang artinya, ini juga keturunan (gen). Saya lihat, salah satu anggota keluarga saya ada yang mengalami bunion.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun