Mohon tunggu...
Gadiza Jasmine
Gadiza Jasmine Mohon Tunggu... Pelajar SMA

Puitis itu indah, bukan lebay.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Carpe Diem! Kisah Sang Pendobrak Otokratis

8 Februari 2025   22:22 Diperbarui: 8 Februari 2025   22:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi metode pembelajaran Mr. Keating (Sumber: Pinterest)

Dead Poets Society adalah film Amerika yang diproduksi pada tahun 1989. Film ini bercerita tentang seorang guru bahasa Inggris di sebuah sekolah bernama Welton Academy. John Keating, ia adalah guru baru di Welton Academy yang mengajar untuk memberikan inspirasi kepada para muridnya melalui puisi. Selain itu, ia juga sering menerapkan metode-metode pembelajaran yang tidak biasa.

Saat tahun ajaran baru dimulai, Todd Anderson memulai tahun ketiganya sebagai murid baru di Welton Academy, ia mendapat teman sekamar bernama Neil Perry. Pada awal dimulainya kelas, Mr. Keating meminta seorang murid membaca halaman pengantar buku tentang puisi, lalu ia menyuruh murid tersebut untuk merobek halaman yang ia baca. Di lain hari, Mr. Keating kembali menerapkan metode belajarnya yang tidak biasa, ia menyuruh para muridnya untuk berdiri di atas meja. Hal ini dilakukan oleh Mr. Keating untuk mengajarkan tentang kebebasan berpikir kepada para muridnya. Ia ingin mereka melihat bahwa suatu lembaga akan terus menjadi pengarah hidup kita, akan tetapi hanya diri kita yang dapat mengetahui siapa kita.
Suatu hari, Neil mengungkap jika Mr. Keating merupakan anggota dari kelompok Dead Poets Society yang didirikan oleh sejumlah murid Welton Academy. Neil berencana untuk mendirikan kembali Dead Poets Society dan mengajak teman-teman sekelasnya untuk bergabung. Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang terungkap soal kehidupan para anggota Dead Poets Society. Mulai dari masalah keluarga hingga percintaan, tetapi mereka berusaha untuk menyelesaikannya bersama.


Pemikiran bebas yang diajarkan oleh Mr. Keating menjadi masalah ketika Neil mengetahui jati dirinya. Ia memutuskan untuk belajar drama dan meninggalkan keinginan orang tuanya untuk menekuni bidang kedokteran. Neil memiliki tekad yang besar untuk menekuni drama, berbagai upaya ia lakukan untuk meyakinkan orang tuanya. Akan tetapi, tak ada satupun upaya yang berhasil. Hingga suatu malam, Neil bunuh diri di ruang kerja ayahnya setelah melakukan penampilan drama yang tak juga dapat meluluhkan hati orang tuanya.

Penerapan metode-metode pembelajaran yang dianggap nyeleneh oleh pihak sekolah, membuat Mr. Keating dikeluarkan. Namun, saat Mr. Keating selesai mengemasi barang dan hendak meninggalkan kelas, Todd bergegas naik ke atas meja lalu menyerukan "O Captain, My Captain".

Berbagai hal yang diajarkan oleh Mr. Keating berhasil membuka pikiran para murid untuk menemukan jati dirinya. Tidak hanya menemukan jati diri, mereka juga menemukan sebuah keluarga. Berbagai macam hal yang tidak mereka dapatkan dari keluarga sedarah, mereka dapatkan di sini. Meskipun Mr. Keating terus mendapat teguran dari pihak sekolah, tetapi metode pembelajarannya berhasil menginspirasi dan membuka pikiran anak muridnya.

Tanpa disadari, seorang manusia sering kali menjalankan kehidupan berdasarkan kehendak manusia lain. Tokoh Neil memberikan pesan bahwa pada saat menemukan jati diri, kita akan selalu mendapatkan rintangan, dan tidak semua yang kita inginkan akan berakhir bahagia.

Adegan terakhir tokoh Neil (Sumber: Pinterest)
Adegan terakhir tokoh Neil (Sumber: Pinterest)
Dead Poets Society adalah film yang  disutradarai oleh Peter Weir dan berhasil meraih penghargaan Oscar untuk kategori skenario asli. Film ini menceritakan tentang anak remaja yang sedang berada di fase quarter life crisis, tetapi mereka tidak dapat mengekspresikan jiwa mereka karena masih terikat dengan sistem pendidikan dan berbagai aturan dari orang tua yang kaku. Film ini menggambarkan betapa indahnya bait demi bait dalam puisi yang dapat mendorong para remaja untuk membuka pikiran dan menemukan jati diri mereka. Carpe diem yang artinya "petiklah hari" adalah sebuah frasa andalan yang sering disinggung di dalam film. Frasa ini mendorong para remaja untuk memanfaatkan seluruh kesempatan yang ada dan melakukan apa yang sesungguhnya ingin mereka lakukan.

Jika kalian bertanya apakah puisi benar-benar dapat membangunkan jiwa seseorang, maka film ini dapat menjelaskannya. Tokoh Neil Perry menggambarkan betapa kuatnya hasrat seseorang ketika dia telah menemukan jati dirinya. Bait-bait dalam puisi membangkitkan jiwa dan hasrat seseorang terhadap suatu hal. Perasaan terkungkung selama bertahun-tahun lamanya di dalam aturan orang tua, membuat diri seorang remaja ingin menunjukkan kecintaannya terhadap satu hal. Sikap nekat dan keras kepala yang ditunjukkan adalah bentuk pemberontakan seorang remaja terhadap aturan yang terlalu menyesakkan.

Dead Poets Society (Sumber: Pinterest)
Dead Poets Society (Sumber: Pinterest)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun