Mohon tunggu...
Gabriella Igari
Gabriella Igari Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan

Saya adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan di Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjuangan Relawan Perawat di Daerah Konflik

19 Mei 2020   00:01 Diperbarui: 19 Mei 2020   02:39 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak sedikit perawat di luar sana yang memiliki jiwa kemanusiaan tinggi dan menerapkan konsep caring di dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Lihat saja Louisa Akavi adalah seorang perawat yang lahir di Rarotonga di pulau Cook, Selandia Baru. Louisa menyelesaikan pelatihan keperawatannya pada tahun 1977 dan langsung bekerja di rumah sakit di Selandia Baru, Inggris dan Skotlandia. Pada tahun 1988 Louisa menjalankan misi palang merah pertamanya, merawat Vietnamese boat people atau warga pengungsi perang Vietnam di Malaysia (Callimachi & Goldman, 2019). Selanjutnya Akavi melanjutkan tugasnya menuju Bosnia. Dia memberitahu Kapiti Observer pada tahun 2010, saat itu ia berkendara menuju kota Tuzla yang sedang berada di bawah pengeboman, ia melihat juga pria, wanita, dan anak-anak berlari menuju ke arah dia datang. Di Chechnya, Desember 1996, Akavi selamat dari pertemuan dengan maut. Pria bersenjata dengan senjata terbungkam memasuki rumah sakit dimana ia dan tenaga kesehatan ICRC lainnya sedang tertidur. Akavi selamat, sedangkan 6 rekannya tidak. Tiga tahun setelahnya pada 1999 Akavi menerima penghargaan Florence Nightingale. 

Akavi melanjutkan misinya di Ethiopia, lalu pergi ke Iran pada tahun 2003 dengan perlindungan penjaga bersenjata, mengisi stok suplai medis dan berkeliling di bawah penjagaan ketat. Pada tahun 2013 Akavi terdaftar bekerja di Damaskus, Syiria. Pada 10 Oktober ia bersama tim pergi ke Barat Laut Siria untuk mengantarkan persediaan medis. Pada 13 oktober Akavi dan timnya kembali ke Damascus, namun tim nya diserang dan ditahan. Akavi dan 5 staf palang merah lainnya diculik oleh kelompok bersenjata tersebut. Semenjak itu Akavi tidak pernah terlihat lagi atau muncul kembali ke Damascus. Terdapat beberapa rumor bahwa Akavi masih hidup beserta tawanan yang lain dan memang terbukti, namun kabarnya belum terdengar lagi sampai sekarang sehingga Akavi belum ditemukan. Pada tahun 2010 Akavi memberitahu Kapiti Observer “Seiring berjalannya waktu memang sedikit menjadi lebih sulit (tugasnya sebagai relawan). 

Bekerja dengan staf nasional yang melakukan semua yang mereka bisa. Aku tidak tahu kenapa aku masih melakukannya. Itu (tugas sebagai relawan) merupakan hal yang dapat kulakukan dengan baik. Aku tau aku bisa membuat perubahan, perubahan kecil.” (Fisher, 2019). Dengan perbuatan dan perkataannya tidak diragukan lagi bahwa Akavi, merupakan perawat yang menerapkan sikap caring. Dengan melakukan tugas relawan di daerah perang dan masih bertahan hidup sampai sekarang, berarti Akavi telah menerapkan seluruh nilai profesionalisme keperawatan yaitu altruisme, Otonomi, Martabat Manusia, Integritas, Keadilan Sosial, Keindahan, dan Kebenaran (Berman et al, 2016) pada setiap tugas yang dijalaninya.

Dalam menangani kengerian yang terjadi sebaiknya seluruh pihak yang bersangkutan dengan konflik untuk mematuhi hukum humaniter dan hak asasi manusia mengenai penghormatan dan perlindungan pelayanan kesehatan yang berlaku. Pastikan juga bahwa resolusi Dewan Keamanan PBB (Persatuan Bangsa-bangsa) 2286 yaitu “melakukan investigasi yang cepat, efektif, penuh dan tidak memihak” kepada penyerangan dan segala bentuk gangguan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan terimplementasi penuh. 

World Health Organization harus melanjutkan perkembangan SSA mengenai pelayanan kesehatan, lalu menjangkau mitra potensial seperti NGOs untuk memastikan sistem nya menangkap seluruh serangan yang terjadi, dan menyediakan informasi untuk menjelaskan dasar dari peristiwa penyerangan yang terjadi serta mengambil langkah saat pelaku dikenali. Untuk kelompok bersenjata tanpa negara atau non-state armed groups, harus menandatangani Geneva Call Deed tentang perlindungan tenaga kesehatan atau pelayanan kesehatan, pemantauan aktivitas, dan akuntabilitas, sebagaimana yang tertera pada pakta (Safeguarding Health in Conflict Coalition, 2019). 

Dalam menanggapi dan mengatasi hak perawat yang sudah tercemar, ICN telah berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi para perawat di daerah konflik, misalnya pada Mei 2016 ICN menandatangani pernyataan gabungan oleh anggota Health Care in Danger, menyerukan kepada dewan keamanan PBB untuk mengadopsi resolusi yang melindungi tenaga kesehatan dan menegaskan hukum-hukum kemanusian yang berlaku. ICN juga bersama WMA mengutuk keberlanjutan tindakan kekerasan terhadap tenaga kesehatan (International Council of Nurses, 2016). 

Menurut saya yang dilakukan ICN untuk melindungi perawat sudah sangat baik dan terus berkelanjutan dalam menanggapi data yang dikeluarkan ICRC serta mendesak yang berwenang agar menegaskan kembali hukum yang berlaku. Saya berharap calon perawat maupun perawat Indonesia sadar akan keberadaan rekan sejawat yang berada di daerah konflik dan turut berpartisipasi dalam mendukung maupun ikut berjuang bersama ICN serta UN dalam menegakan hukum di daerah konflik.

Referensi:

 Callimachi, R., & Goldman, A. (2019). ISIS Kidnapped Her 5 Years Ago. The Red Cross Thinks She May Still Be Alive. - The New York Times. p. 1. Retrieved from https://www.nytimes.com/2019/04/14/world/middleeast/isis-aid-worker.html

Fisher, D. (2019, April 15). How New Zealand nurse Louisa Akavi was secretly held hostage by ISIS for almost six years - NZ Herald. Retrieved from https://www.nzherald.co.nz/nz/news/article.cfm?c_id=1&objectid=12222348

Marica Tamanini (ICRC HCiD). (2015). VIOLENT INCIDENTS AFFECTING THE DELIVERY OF HEALTH CARE Jan 2012-Dec2014. Third Interim Report for HCiD, (January 2012). Retrieved from www.icrc.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun