Mohon tunggu...
Gregorius Agung Dwi Wardoyo
Gregorius Agung Dwi Wardoyo Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar di setiap kesempatan, Scripta Manent, Verba Volant.

Guru di SMP Pangudi Luhur Jakarta, penggagas dan pendiri TBM Griya Pustaka Giriwoyo, Wonogiri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peningkatan Pemahaman Peserta Didik dalam Memahami Isi Bacaan Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 2 SD Pangudi Luhur Jakarta

23 Februari 2024   21:57 Diperbarui: 23 Februari 2024   22:00 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Bernadeta Lilik Puspita Sari

Ditulis oleh Bernadeta Lilik Puspita Sari

PENDAHULUAN

 

Perkembangan teknologi saat ini mempengaruhi minat baca pada peserta didik. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan sebagaian besar peserta didik hidup dalam kemajuan teknologi yang serba instan. Menurut Hapsari, Purnamasari dan Purnamasari (2019, hlm.371), tidak mudah untuk mendorong peserta didik agar kemauan membacanya meningkat. Peserta didik harus menumbuhkan kesadaran dalam dirinya, ditengah pesatnya kemajuan teknologi. Sedikit sekali peserta didik yang mempunyai kesadaran membaca. 

Dalam hal ini tidak ada perhatian orang tua terhadap minat membaca anak. Kebanyakan orang tua lebih terfokus pada hasil belajar, pembiasaan membaca yang tidak didapatkan peserta didik sejak kecil mempengaruhi minat baca peserta didik. Pengaruh lingkungan dan teman bermain yang tidak terbiasa dengan membaca secara tidak langsung juga akan mempengaruhi minat baca peserta didik. 

Pengaruh teknologi yang tidak terkendali juga sangat mempengaruhi menurunnya minat baca peserta didik. Berdasarkan pengamatan langsung, wawancara, dan hasil kajian literatur, penyebab kesulitan peserta didik dalam memahami isi bacaan diantaranya adalah belum adanya keinginan literasi yang tinggi pada peserta didik, peserta didik lebih tertarik pada media audio visual, dan peserta didik kurang memahami kosakata. Menurut artikel yang ditulis oleh Yoni (2020, hlm.15) ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi rendahnya minat membaca anak SD jaman sekarang. 

Salah satu hal yang mendorong adalah kurikulum yang diterapkan untuk murid SD selama ini sudah begitu kompleks. Bukan saja jumlah mata pelajaran yang sudah cukup banyak tetapi juga alokasi atau durasi belajar juga terlalu tinggi. Karena itu, bila dibandingkan dengan murid SD pada dasawarsa sebelumnya, murid SD sekarang jauh lebih sibuk dengan kegiatan belajar sehingga hampir tidak ada waktu untuk bermain. Tentu saja ada sesuatu yang salah sesungguhnya dari kurikulum yang begitu banyak. Paling tidak dari materi-materi pelajaran yang diberikan ternyata kemudian tidak memberikan stimulus yang memadai bagi membangun budaya baca di kalangan peserta didik.

PEMBAHASAN

Melihat dari hasil kajian literatur, pengamatan secara langsung, dan wawancara secara langsung dengan peserta didik ternyata sepadan dengan hasil wawancara dengan teman sejawat yang menyampaikan bahwa rendahnya pemahaman peserta didik terhadap isi bacaan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu peserta didik malas membaca dan lebih tertarik untuk mendengarkan dan melihat video (audio visual) dalam literasi daripada membaca buku, perubahan kebiasaan dan kemajuan teknologi sehingga peserta didik tidak memiliki kebiasaan membaca buku sejak kecil, tidak adanya pembiasaan dalam membaca, lingkungan yang kurang mendukung, serta tidak ada jadwal atau rencana khusus dalam membiasakan membaca. 

Selain itu, menurut hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami secara umum adalah peserta didik kurang memahami kosakata, memahami struktur kalimat, memahami konteks bacaan. Beberapa peserta didik mungkin menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata atau frase kunci serta memahami hubungan antar kalimat. Peserta didik tidak menangkap pesan utama dalam bacaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun