Mohon tunggu...
Fatimahtuz Zahra
Fatimahtuz Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

nothing

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Memaksimalkan Budi Daya Kelapa Sawit Guna Membangun Perekonomian Indonesia

5 Juli 2022   15:50 Diperbarui: 5 Juli 2022   16:06 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Indonesia adalah sebuah bangsa yang mempunyai potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, dengan kelimpahan SDA yang dimiliki itu membuat bangsa Indonesia sebagai tujuan investasi yang sangat memikat bagi para investor. 

Hal tersebut membuat pengelolaan SDA benar-benar sangat diperhatikan agar sesuai dengan target yang semakin besar karena berhubungan dengan sektor ekonomi dan ekologi. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat ini sebesar 5,2% di tahun 2018 dan tidak luput dari industri dalam negeri yang terus bertumbuh dan lebih banyak inovasi. 

Berdasarkan data Menperin, Industri pengolahan mencatatkan pertumbuhan pada sebesar 4,5% pada kuartal I/2018, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya di angka 4,28%. 

Kawasan industri masih memberikan dampak dan peran terbesar hingga mencapai 20,27% terhadap perekonomian nasional. Pertumbuhan itu ditopang oleh meningkatnya produksi yang baik di industri besar maupun industri kecil dan menengah (IKM). Selain itu, pertumbuhan juga didukung oleh kenaikan ekspor untuk komoditas non migas, seperti kelapa sawit.

Kelapa Sawit (Elaeis sp.) merupakan salah satu spesies tanaman Arecaceae atau famili Palma yang digunakan untuk pertanian komersial. Sejak tahun 1970-an tanaman penghasil minyak nabati mulai dikembangkan di Indonesia. 

Selanjutnya, 20 tahun kemudian tepatnya pada awal tahun 1990-an tanaman kelapa sawit berkembang pesat hingga menjadi salah satu tanaman di industri perkebunan selain cengkeh, karet, kopi dan sebagainya. 

Pada tahun 1990-an tercatat bahwa jumlah luasan area pekebunan sawit di Indonesia mencapai 1.126.677 Ha dengan hasil produksi kelapa sawit (Minyak Sawit) mencapai 2.412.612 ton. 

Jika melihat data tersebut, lompatan perkembangan perkebunan sawit di Indonesia baik dari sisi luasan maupun dari sisi produksi yang dihasilkan, maka industri kelapa sawit di Indonesia dapat dikatakan memiliki nilai strategis. 

Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian dalam Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015, menyatakan bahwa komoditas kelapa sawit pada sub sektor perkebunan tahun 2014 telah memberikan kontribusi terhadap PDB pertanian sempit sebesar 16,69% yang nilainya terbilang cukup tinggi dari sektor perkebunan yang lain.

Berkembangnya industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia, pada saat yang sama juga menimbulkan dampak-dampak negatif bagi sosial dan lingkungan. 

Perluasan perkebunan kelapa sawit mengakibatkan deforestasi pada beberapa wilayah, meningkatnya efek rumah kaca, menurunnya keberagaman makhluk hidup spesies langka, pengusiran penduduk regional atau pemberian ganti rugi yang tidak mencukupi pada masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. 

Selain itu, keadaan kerja di perkebunan yang tidak mengikuti standar hukum negara maupun mengikuti standar internasional juga menjadi penyebab terjadinya dampak negatif pada budidaya kelapa sawit. 

Oleh karena itu, pembangunan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan atau Sustainable Palm Oil merupakan kewajiban yang harus diterapkan oleh pemerintah dan perusahaan-perusahaan perkebunan sawit dalam upaya memelihara lingkungan, meningkatkan kegiatan ekonomi, sosial dan penegakan peraturan perundangan Indonesia di bidang perkebunan kelapa sawit.

Perkebunan kelapa sawit memiliki fungsi yang sangat banyak, yaitu fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan yang tidak dimiliki sektor-sektor lain di luar pertanian. 

Dengan berbagai fungsi tersebut, perkebunan kelapa sawit mampu memberikan kontribusi yang cukup besar, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan bagi pencapaian SDGs tersebut. 

Berdasarkan bukti yang nyata, kontribusi industri minyak sawit dalam ekonomi antara lain mampu menumbuhkan perekonomian (nasional dan daerah), sumber devisa, dan pendapatan negara, sedangkan dalam aspek sosial antara lain dalam membangun pedesaan dan mengurangi kemiskinan. 

Peranan ekologis dari perkebunan sawit mencakup pelestarian daur karbon dioksida dan oksigen, restorasi, degraded land (konservasi tanah dan air), peningkatan biomassa dan stok lahan, serta pengurangan emisi gas rumah kaca atau restorasi lahan gambut. Dengan pola yang ekstensif tersebut, industri minyak sawit Indonesia dapat terus bertumbuh dalam prospek berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun