Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cuma Mimpi Sahur

5 Maret 2025   07:14 Diperbarui: 5 Maret 2025   07:14 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi sendirian di Cijapati (Dokpri)

Tinggal sendirian di Cijapati itu tantangannya bukan cuma dingin atau jauh dari mana-mana, tapi juga bangun sahur tanpa bantuan siapa pun! Azan ndak terdengar karena jauh dari mana mana. Ndak ada istri membangunkan, nggak ada teman sekamar yang bisa ditendang buat gantian bangunin. Hanya aku... dan alarm HP yang sering lebih suka dimatikan karena masih ngantuk. Malam itu saya tertidur agak malam sekali, namun karena sadar besok harus sahur, akhirnya set alarm  jam 03.30 dan jam 4.00 Pokoknya nggak boleh bablas!

Jam 03.30, alarm pertama bunyi. Saya melek, melihat sekeliling, dan dengan penuh keyakinan menekan tombol snooze. Masih ada alarm berikutnya. Santai. Jam 04.00, alarm kedua berbunyi. tapi telingaku sepertinnya diduduki setan budeg. Saya ndak bangun karena tak terdengar alarm. 

Dalam tidur nyenyak sesi dua, saya merasa bangun, ke air dan memanaskan makanan yang disiapkan tadi malam. Sambil menuggu, saya menyeduh kopi dan meminumnya. Enak sekali di udara sepi dan dingin. Kemudian sahur pun dihabiskatn. Tiba tiba aku terjaga. Jam menunjukan 05.15. Sunyi. Sepi.. Saya  menoleh ke jam.  Masih tidak bergerak. Otak masih loading. Sampai akhirnya, realitas menghantam: "SAHUR KELEWAT!!"

Aku langsung lompat dari kasur, lihat meja makan masih pada utuh. piring masih bersih dan rapi di meja. kopi masih ada di dalam kalengnya. jadi siapa yang sahur tadi itu? ealaaah ternyata mimpi doang. 

Aku mendadak ngakak. Bukan ngakak karena lucu, tapi karena pasrah. Ngakak sendirian di rumah kosong, di tengah kebun, di tengah Cijapati yang sunyi. Kalau ada orang lihat, mungkin dikira kesurupan.

Akhirnya aku cuma duduk lemas di kursi, memandang ke langit-langit, menyesali kelalaian hidup. Kenapa aku nggak bangun? Kenapa mimpi sahur itu terasa nyata?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun