Junayd menjawab, "aku mencuci tanganku sebelum makan. Saat akan menyuapkan makanan aku membaca bismillah, aku makan apa yang dihidangkan kepadaku. Menyuapkan makanan sedikit demi sedikit ke mulutku dan mengunyahnya perlahan. Atu tidak memandangi orang lain saat makan"
"Ha ha ha" tawa Bahlul memuncak di rumah kecil itu. "Engkau mengaku jadi guru spiritual tapi tidak tahu cara makan"... Bahlul terus tertawa dan berlari ke luar rumah.
Para murid Junayd berkata, "Sudah kami katakana kalau dia itu gila Syekh. Sudahlah jangan dihiraukan"
"Dia tampak seperti orang gila, tapi sesungguhnya dia penuh dengan kebijaksanaan spiritual. Aku harus belajar kepadanya" Kata Junayd.
Junayd kemudian mencari Bahlul dan dapat ditemuinya di sebuah lorong di kota Baghdad. Di lorong itu dia terus tertawa tanpa menghiraukan yang datang dan pergi. Junayd mendekatinya.
"Siapa Kau?" Tanya Bahlul saat Junayd mendekatinya.
"Aku Junayd yang tak tahu, bahkan cara makan yang baik" Jawab Junayd.
"Apakah Kau tahu caranya bicara?" tanya Bahlul.
Junayd menjawab, "Aku berbicara dengan jelas agar maksudku dapat didengar dan dimengerti. Aku tak berbicara terlalu banyak, aku tak berbicara tanpa tujuan dan langsung pada pokok pembicaraan"
Sambil melenggang meninggalkan Junayd Al Baghdadi, Bahlul berkata, "Lupakan soal makan, bahkan kau tak tahu caranya bicara".
Para murid yang menyertai sang guru semakin marah dan kesal, "Wahai Syekh, kau lihat sendiri. Dia itu gila dan tak waras. Apa yang diharapkan dari orang seperti itu?"