Sebetulnya rumah aslinya berada dekat dengan sungai Citarum. Karena terjadi abrasi sungai, lama kelamaan rumah Djiaw Kie Siong semakin mendekati pinggiran sungai. Akhirnya rumah ini dipindahkan ke lokasi sekarang. Namun karena proses tukar guling tanah tidak berjalan lancar mengakibatkan tanah luas yang dulu dimiliki Djiaw Kie Siong tidak terganti seluruhnya. Akhirnya rumah yang bersejarah ini hanya memilki halaman depan yang kecil saja.
Ibu Iim, mengatakan “dulu pernah kami usahakan agar halaman luas yang dulu dimikiki Engkong Djiaw Kie Siong dikembalikan, akan tetapi sangat sulit sehingga sekarang kami pasrah saja dengan yang ada”.
Terlepas dari permasalahan tukar guling tanah itu, saya berharap rumah ini diperkaya dengan referensi tentang kronologis terjadinya peristiwa Rengas Dengklok. Kalau bisa menggunakan TV LED lebih keren lagi. Tentu saja pemerintah yang harus melakukannya, sebab kalau diserahkan pada keluarga, akan sangat kesulitan secara ekonomi.