Saat pertama menjabat presiden, Jokowi ini gayanya  kayak ekonom Harvard saja. Kita akan swasembada ABCD, pokoknya semua yang import akan jadi swasembada, trus mau bikin pusat logistik sembako. Sedap bener kan? Pokoknya kalau soal bikin janji, Jokowi seng ada lawan. Tiga tahun lebih berjalan, yang ada hanya kemajuan di atas kertas. Para buzzer sih bilang jokowi sukses, walaupun ujung ujungnya import.
Kelangkaan pangan bukannya dijadikan evaluasi kinerja pemerintahannya, malah lebih seringnya gaduh cari kambing hitam. Pendekatan kekerasan dengan memakai aparat polisi sudah jamak dilakukan dengan mendatangi pusat pergudangan dan sentra peternakan. Hal itu berkali - kali dilakukan pada gudang beras, juga pada storage daging sapi. Lucu saja, dimana mana diseluruh dunia, yang namanya pengusaha ya pasti punya gudang penyimpanan, tapi untuk menuduhnya itu tindakan "menimbun" ya ga masuk akal. Tapi ya sudahlah, namanya tokoh populer dikalangan buzzer, hal bodohpun dianggap smart.
Disisi lain kemudian pemerintah melakukan import beras dan daging. Ini kan jelas logika kacau balau. Jika memang langka karena ada oknum yang menimbun, trus kenapa melakukan import setelah aparat cari kambing hitam pemilik gudang?
Import Pertanda Ekonomi Di Tubir Jurang
Salah seorang menterinya bilang, "Kita import karena harga naik, sesederhana itu ga perlu debat surplus atau tidak". Saya sebagai rakyat biasa benar - benar tersentak dengan ucapan menteri koordinator tersebut. Helllo Bapak Menteri... import bukan masalah sederhana. Import bukan beli gratis, tapi butuh devisa untuk melakukannya. Apakah pemerintah punya uang aman untuk melakukan import? Sudah pasti import mempengaruhi cadangan devisa, neraca perdagangan, menurunkan daya saing produsen/petani dalam negeri dan semua ekses ekses negatif lainnya.
Sekarang ini profil belanja negara sudah sangat kacau balau. Secara ektrapolasi biaya infrastruktur yang saat ini dilakukan tidak bisa serta merta dikurangi karena sifatnya yang multi year. Tekanan defisit akan makin kuat, karena infrastruktur yang dibangun dan selesaipun, bukan berarti tidak perlu dana operasional dan maintenance. Sementara secara ekonomi infrastruktur tersebut belum beroperasi secara ke-ekonomian.
Jadi import bahan pangan yang saat ini dilakukan merupakan robohnya pencitraan (baca: Hoax Membangun) yang dilakukan para buzzer. Saya cuma khawatir pemerintahan kali ini berakhir dengan compang - camping secara ekonomi. Ada ungkapan dikalangan orang Jawa, bahwa orang yang dipangku tandanya mati. Karena orang jawa yang mati jaman dulu biasanya dimanddin dengan cara dipangku. Secara huruf Jawa pun, dipangku itu artinya mati. Apakah ini tandanya Pak Jokowi sudah mati rasa karena banyak dipuja - puja? Bahkan dipuja bukan untuk sebuah prestasi, hanya untuk sebuah sepeda gratis dari uang pajak.