Mohon tunggu...
Ayu Fuzi Safitri
Ayu Fuzi Safitri Mohon Tunggu... -

tak lelah mengambil hikmah, terus semangat menebar manfaat :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Waktu yang Tepat untuk Berbuat Baik

24 Oktober 2014   17:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:53 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14141188911766048225

Saya seorang perempuan yang belum dua bulan ini baru saja menikah. Satu hal berbeda yang saya rasakan adalah.. perasaan untuk ingin selalu memenuhi apa yang diinginkan oleh seseorang yang saat ini berada paling dekat dengan saya. Ya.. Suami. Apa yang ia katakan, apa yang ia sarankan, harapan-harapannya terhadap saya.. saya selalu ingin menunjukkan-nya bahwa saya bisa. Saya selalu tidak sabar dengan momen ketika saya berkata, "Ini, Sayang..." , lalu ia tersenyum bahagia karena satu per satu harapannya (sejatinya adalah harapan saya) bukan lagi hanya kata, atau angan semata.
Kami memang bercita-cita agar kami dapat membangun impian bersama, saling mendukung, saling mengingatkan dan saling menyempurnakan. Tulisan ini, pun adalah buah dari perkataannya pada saya yang hampir setiap hari saya dengar.
"2014 : Nulis Buku" , saya pernah menuliskannya di Dream Board saya akhir tahun lalu. Mungkin itulah yang membuat Suami saya tak hentinya menyemangati untuk memulai menulis.

Bagi saya, menulis bukanlah hal yang mudah. Saya belum pernah ikut lomba menulis, bukan pula seorang blogger, atau sekedar pengguna socmed yang rajin update status. Tapi saya ingin belajar menulis, terlebih jika saya bisa menerbitkan buku. Harapan saya, kelak jika kehidupan saya di dunia telah usai, tulisan saya masih bisa hidup dan dapat membawa kebaikan bagi sesama dan semesta.

Ini pertama kalinya saya publish tulisan di media, setelah (lagi-lagi) tadi pagi diingatkan oleh Suami. Baiklah... sekarang juga saya harus menulis, walaupun tidak tahu bertema apa, bercerita apa. Saya pikir tepat ya, kalau saya lanjutkan menulis tentang seberapa jauh saya belajar dari teman hidup saya ini.

Sebenarnya, disadari atau tidak, sudah cukup banyak hal yang saya pelajari darinya selama kebersamaan kami yang singkat ini. Memang terkadang saya terlalu bebal untuk mendengarkan, dan akhirnya membuat saya tidak sadar dengan hikmah, tidak peka dengan ilmu baru. Namun saat ini saya menyadarinya, saya selalu suka ketika ia bercerita. Karena setiap menceritakan apapun (bercerita tentang teman, kejadian, kisah, pengalaman), ia selalu melihatnya dari sisi yang baik dan kemudian dijadikan pembelajaran untuk memperbaiki diri.

Seperti beberapa malam yang lalu, saat saya berbincang dengannya. Ia terlihat menyesal dan sedikit mengeluh karena tidak bisa membantu temannya dari luar pulau yang sedang ada kegiatan di Kota tempat kami tinggal. Saya ingat salah satu hadits Rasulullah yang sering ia sampaikan,
"Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain".

Saya merasa diingatkan juga ketika ia bilang bahwa seharusnya saat ada orang lain yang membutuhkan bantuan kita, siapapun, kapanpun, bantulah dengan kemampuan terbaik kita. Mungkin dengan berniat sebagai usaha untuk menjadi sebaik-baik manusia, salah satu cara untuk bermanfaat ya dengan selalu berbuat baik. Dan waktu yang tepat untuk berbuat baik adalah sekarang. Mulailah dari hal-hal kecil, dari lingkungan terdekat kita saat ini.

Saya berharap, semoga menulis ini pun dapat dinilai sebagai kebaikan, untuk saya, untuk Suami dan keluarga tercinta, juga sahabat pembaca semua.

So jangan lupaa.. waktu yang tepat untuk berbuat baik adalah sekarang.
Selamat berbuat baik, sahabat... :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun