Mohon tunggu...
futihat nurul karimah
futihat nurul karimah Mohon Tunggu... Lainnya - menulis itu, ya menulis

lahir 16 tahun lalu

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

To My Mouth

18 November 2020   08:12 Diperbarui: 18 November 2020   08:19 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 Bagai terkena sihir untuk sekian kalinya, semua terasa berjalan mundur, jam dinding yang semula detiknya berhenti, kini mulai berjalan kembali, namun kearah berlawanan. Waktu seolah diputar kembali, baik pelayan, pelanggan dan caf bergaya Eropa ini, kembali di detik detik menjelang insiden penumpahan segelas air. 

Suasana yang tenang, Kata yang sedang duduk di mejanya seraya membalik lembaran kertas, pelanggan yang asik bermain laptopnya, dan pelayan yang sedang membawa perlahan beberapa gelas air di nampannya. Waktu, sedang diputar kembali! 

Kata membalik halaman buku ke 12, tersenyum. Inilah waktunya, sebentar lagi, perubahan nasib akan dimulai. Pelayan kehilangan keseimbangan saat mendekati meja 13, beban dari banyaknya gelas di nampannya, membuat tubuhnya oleng tak terkendali. Alhasil, badannya limbung kearah pelanggan. 

Tumpah ruahlah semua air jeruk, mengenai baju putih sutra milik pelanggan. Ah, betapa paniknya sang pelayan. Buru buru ia berjongkok, membereskan semua kekacauan, tangannya gemetar, membersihkan baju sutra yang harganya mungkin tak sanggup ia bayangkan. 

"Ma-maaf ka, ini kesalahan saya, saya yang salah, saya ceroboh, mohon dimaafkan kesalahan saya kak." Suasana caf tegang saat ini, sang pelayan harap harap cemas, menutup kedua matanya. Namun sudah semenit, ia tak kunjung mendengar kata kata makian. Mencoba memberanikan diri, ia membuka mata, melihat sekeliling.

 "Bangun mbak, jangan jongkok kayak gitu. Ini mash bisa dibersihin kok, dicuci bentar juga udah ilang nodanya. Iya saya maafin, kedepannya coba lebih hati hati ya mbak." Pelanggan bersanggul, dengan baju putih sehalus sutra ini tersenyum ramah, menepuk bahu pelayan pelan.

 Kata membalik halaman buku ke 13 nya. Terkekeh kecil, nyatanya nasib benar benar sudah berubah hanya karna sepatah kata. Ia bangun dari tempatnya, menepuk nepuk kecil jas hitamnya, lalu membenarkan posisi topi hitamnya. Sebelum benar benar pergi dari caf ini menuju penjuru dunia lain, Kata meninggalkan secarik kertas.

  • Saya adalah Kata, pedang bermata dua. Sepatah kata baik, mungkin akan menyalamatkan mu dari kematian, begitu pula, dengan kehadiran sepatah kata jahat yang mungkin bisa mengantarkanmu pada kematian. Hati hati dengan Kata. Karena ia bisa menjadi kawan, maupun lawan. Tergantung, bagaimana kamu menggunakannya.

 Rintik rintik hujan, mengiringi kepergian Kata. Asap rokok yang mengepul, juga Mozart yang masih setia mendampingi, menjadi saksi bisu, perjalanan kata menemui ratusan keburukan maupun kebaikan yang hadir hanya dari sepatah kata. 

Seperti saat ini, saat ia sedang bersandar santai, sambil menghisap dalam rokoknya, menikmati perdebatan sekelompok anak remaja di gang sempit dekat sekolah kumuh. Seorang gadis berambut pendek, yang kedua lengan bajunya tergulung brandal, mengintimidasi si gadis berkepang dua. Giginya yang terpagar warna warni menyeringai kejam, membuat lawannya tertunduk dalam.

 "Sadar dirilah sedikit, kau ini tidak pantas bergaul dengan kami. Perlu ku beri kaca? Lihat, posisi mu, sadar! Kau, tidak lebih dari pecundang jalanan, yang gak punya kelebihan apapun. Paham?" 

Gadis berkepang tergagap, meremas rok nya kuat kuat menahan tangis. "saya rasa, saya gak punya masalah dengan kalian. Kenapa kalian seperti ini?" Tawa menggelegar, gadis berambut pendek bersama antek anteknya tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun