Mohon tunggu...
futihat nurul karimah
futihat nurul karimah Mohon Tunggu... Lainnya - menulis itu, ya menulis

lahir 16 tahun lalu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Remaja: Masa Penuh Kecemasan

9 Agustus 2020   22:41 Diperbarui: 9 Agustus 2020   23:04 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

banyak orang mengatakan konon katanya masa remaja adalah masa paling menyenangkan. saking menyenangkannya, rasanya dunia akan berubah menjadi merah jambu setiap kali terbangun dari tidur. penuh petualangan, bebas bereksperimen, masa masa dimana kita bebas menjadi apapun yang kita mau. rasanya, seperti itu banyak orang mengungkapkan seperti apa masa remaja.

namun, bagi ami, masa remaja tak seindah novel novel romansa yang ia baca. meski tamat berpuluh puluh novel, hingga hafal betul alur cerita tentang novel klise yang menceritakan kisah remaja, begitu mengalaminya sendiri, rasanya, sungguh berbeda. tidak ada ketua osis tampan yang tiba tiba cinlok dengannya, tidak ada perasaan tertantang saat menghadapi rintangan, tidak ada pertemanan sejati seperti pada novel novel yang ia baca.

semua, tampak seperti omong kosong.

yang ada, hanya kecemasan beruntun yang menghantuinya setiap hari.

"anak anak, perhatian. pandangannya ke depan semua. adi, duduk, itu risa taro make up nya!" suara pak jo menginterupsi lamunan ami pada pemandangan di luar jendela kelas.

disinilah ia berada sekarang. ruangan membosankan bernama kelas, dengan murid murid yang sudah begitu jengah mendengar ocehan guru mengenai pelajaran. adi si pecicilan yang tak pernah bisa duduk diam, risa yang lebih tertarik berdandan dibanding mendengar penjelasan guru, aji si tukang tidur yaang bilamana mengorok suaranya terdengar hingga luar kelas, rena si youtouber kelas yang senang dengan keributan kelas untuk dijadikan konten di kanal youtubenya.

semua lebih senang dengan kesibukannya sendiri, dibanding mendengar materi pelajaran. bagi anak anak ini, pergi ke sekolah adalah sebuah paksaan terberat yang tidak ingin mereka lakukan. layaknya berada di dalam penjara, mereka ingin cepat cepat keluar lalu bermain.

"kalian sudah kelas 11. sudah saatnya menentukan universitas pilihan, jangan hanya bengong ketawa haha hihi. lihat nih, nilai matematika kelas ini bobrok, ancur sekali!" pak jo tampak marah, mengibas ngibaskan kertas hasil ujian murid 11 ips 3.

"nilai sbk saya tapi 100 pak," adi bersorak dari kursi belakang.

pak jo berdecak, "yang penting ini matematika. dimana mana, matematika itu nilai penting!"

ami menghela nafas. selalu, matematika. musuhnya yang tak pernah ingin ia temani. karena matematika, kemampuan siswa di pelajaran lain menjadi tidak ada apa apanya. yah, anggap saja ini racauan dari anak bodoh matematika seperti dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun