Mohon tunggu...
Fuad Abdul Fattah
Fuad Abdul Fattah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Magister Pendidikan Ekonomi

Mahasiswa Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Digitalisasi Pariwisata, Kenalkan Indonesia ke Dunia

7 Juli 2019   21:40 Diperbarui: 7 Juli 2019   22:13 1246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Watu Cenik Wonogiri, Sumber: Fuad Abdul Fattah

Dunia ini adalah dunia yang semakin berkembang, tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perkembangan tersebut. Termasuk di dalam dunia industri juga mengalami perkembangan yang pesat dan cepat yang bisa kita namakan revolusi industri. Revolusi industri ini di mulai dari penemuan mesin uap oleh jamess watt pada tahun 1776. 

Pada masa tersebut pekerjaan manusia digantikan oleh mesin-mesin yang membuat proses produksi lebih efektif dan efisien. Pada masa itu dikenal dengan revolusi industri 1.0. Lalu pada tahun 1900-an ditemukan tenaga listrik yang menjadi awal revolusi industri 2.0. Kemudian pada tahun 1970 sampai 1900-an dikenal dengan nama revolusi industri 3.0 dengan otomatisasi industri. Lalu yang menjadi isu penting sekarang adalah Revolusi industri 4.0.

Revolusi industri 4.o merupakan revolusi yang sangat menarik bagi banyak orang jika dibandingkan dengan revolusi lainnya. Karena pada masa revolusi ini dunia seakan tidak ada batasan di dalamnya berkat penemuan internet. Kita dapat dengan mudah bersosialisasi, berkomunikasi, jual-beli, mencari informasi dll di dalam internet.

Pernyataan tersebut didukung oleh data dari emarketer.com tentang penetrasi internet di asia-pasifik dari tahun 2017-2022

Sumber: emarketer.com
Sumber: emarketer.com

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa lebih dari 50% penduduk di asia-pasifik menggunakan internet untuk berbagai macam kegiatan mereka. Di antara 3,75 miliar pengguna internet di seluruh dunia pada 2019, 86,2% akan menggunakan ponsel untuk online. Desktop dan laptop masih banyak digunakan oleh pengguna internet.

Namun, orang yang mendaftar online untuk pertama kali memilih smartphone sebagai perangkat siap-internet pertama mereka, karena biayanya yang lebih rendah. Hampir sembilan dari 10 pengguna internet ponsel akan bergantung pada smartphone untuk akses online. Di tingkat regional, pemirsa internet pada tahun 2019 akan tumbuh tercepat di Asia-Pasifik (5,8%) dan Timur Tengah dan Afrika (5,3%). Di antara masing-masing negara, Cina (5,0%), India (9,1%).

Sedangkan Indonesia tumbuh dengan kecepatan tinggi sekitar 9,4% pada tahun 2019. Meningkatkan cakupan broadband seluler dan masuknya smartphone yang terjangkau dari produsen seperti Huawei, Oppo dan Xiaomi akan mendorong ini meningkat. Peningkatan ini merupakan peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan berbagai sektornya termasuk di sektor pariwisata Indonesia

Pariwisata di Indonesia
Kita ketahui bahwa Indonesia memiliki potensi wisata yang sangat banyak. Destinasi wisata tersebut pada umumnya belum dapat tereksplore dengan baik oleh para wisatawan. Wisatawan serta turis yang berkunjung di Indonesia memiliki tujuan serta keingan yang berbeda untuk menikmati negara yang diberijulukan heaven earth. Terdapat wisata rohani, wisata budaya, hingga wisata alam semuanya dimiliki oleh Indonesia.

Beberapa wisata di Indonesia menjadi primadona dan paling banyak diburu oleh wisatawan luar negeri. Salah satunya adalah pulau Bali. Pulau ini dikenal dengan istilah dengan Pulau Dewata karena disana masih kental dnegan dewa-dewa yang menjadi kepercayaan agama Hindu. Terdapat berbagai pantai dengan pasir putih dan berbagai wisata alam lainnya di Pula Bali tersebut.

Selain itu masih ada lagi yaitu Raja Ampat. Di daerah yang terletak di ujung Timur indonesia ini menyimpan berbagai macam keindahan alam bawah lautnya. Para wisatawan menikmati snorkling di daerah ini. Dikenal dengan surga bawah lautnya Indonesia

Berdasarkan data BPS (2019) diperoleh data wisatawan asing yang mendatangi Indonesia

Sumber: bps.go.id
Sumber: bps.go.id

 Berdasarkan gambar tersebut diketahui jika lima besar wisatawan manca negara yang mengunjungi Indonesia adalah warga kebangsaan Malaysia yaitu 21,66%, selanjutnya ada Tiongkok 15,81%, Singapura 11,64%, Timor Leste 7,30%, dan Australia 6 %. Kelima besar wisatawan asing tersebut sebagian besar merupakan negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia, Singapura, Timor Leste, serta Australia.

Pertumbuhan wisatawan tersebut masih dapat di dongkrak dengan adanya teknologi internet. Adanya penerapan teknologi di bidang pariwisata ini akan memudahkan wisatawan baik asing maupun domestik untuk mengekspolasi tujuan mereka di Indonesia. Karena kalau kita lihat hanya ada beberapa wilayah di Indonesia ini yang dikenal di kalangan internasional seperti Bali, Raja Ampat, dan Lombok. Masih ada sebagian besar yang belum dikenali oleh wisatawan. Penerapan teknologi internet ini dinamakan dengan E-Tourism.

E-Tourism di Indonesia
Saat ini orang yang merencanakan perjalanan wisata akan lebih senang mencari di internet dahulu tujuan mereka. Pencarian tersebut bermaksud untuk mengetahui apa saja yang terdapat di tempat yang akan dituju seperti adanya tempat makan, tempat menginap, tempat hiburan dan sebagainya karena wisatawan bisanya memiliki pengetahuan terbatas tentang kota yang akan dikunjungi. Website yang menyediakan informasi terkait dengan tempat wisata dinamakan dengan e-tourim.

E-Tourism diambil dari kata elektronic Tourism yang merupakan integrasi antara Perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dengan industri pariwisata. E-tourism adalah aplikasi web yang menghasilkan rekomendasi tentang tur wisata yang dipersonalisasi. Ini dimaksudkan untuk menjadi layanan bagi orang asing dan penduduk setempat untuk menjadi sangat akrab dengan kota dan merencanakan kegiatan rekreasi. e-Tourism membuat rekomendasi berdasarkan selera pengguna, klasifikasi demografinya, tempat-tempat yang dikunjungi oleh pengguna dalam perjalanan sebelumnya

Indonesia yang menyimpan berbagai kekayaan alam yang belum di ekspos ke luar perlu adanya pengenalan melalui media internet ini. Jika dilihat dari data sebelumnya hampir dari 50% penduduk di kawasan Asia-pasifik merupakan pengguna aktif internet. Hal tersebut merupakan sebuah peluang untuk memajukan sektor pariwisata berbasis online. Dikutip dari Menteri Pariwisata RI mengatakan bahwa "Biaya lewat digital itu bila dibandingkan dengan konvensional adalah sepertiganya. Sepertiga biaya berdampak dua per tuga. Sedangkan konvensional adalah sebaliknya.:"

Berbagai macam website perlu ditingkatkan lagi untuk menyasar pada aspek yang paling utama yaitu memberikan informasi dan kepastian bagi wisatawan ketika mereka memilih untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata.

Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada tahun 2004 terdapat tiga tingkatan utama dalam penyusunan sistem E-Tourism, yakni sebagai berikut:

  • Bagian koleksi data merupakan dasar elemen dalam melakukan standarisasi dan konsolidasi. Pada bagian ini terdapat elemen-elemen seperti hotel, tempat rekreasi, serta event-event penting yang bisa diakses oleh konsumen secara online.
  • Manajemen dan follow-up dalam hal ini mencakup perancangan sistem yang akan disusun berdasarkan bagian-bagian standarisasi dan konsolidasi pada tingkatan pertama.
  • Bagian aplikasi maupun penerapan sistem yang terjadi dalam rangka pemasaran. Pada tingkatan ketiga ini merupakan tingkatan penyampaian dan penyebaran informasi kepada wisatawan.

slideshare.net/tridamayantho
slideshare.net/tridamayantho

Pemerintah mengintegrasikan semua komponen jasa layanan pariwisata dalam satu aplikasi E-Tourism dapat menjembatani antara wisatawan dengan para pelaku di bidang pariwisata seperrrti pelaku usaha transportasi, penginapan, pengelola tempat wisata, dan sebagainya

Adanya E-tourism ini diharapkan mampu mengangkat pariwisata Indonesia di kancah dunia. Perlu optimalisasi E-Tourism di Indonesia mengingat belum semua sektor di berbagai wilayah belum tercover secara maksimal. Apabila sektor wisata ini terdongkrak maju maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pula.

Oleh: Fuad Abdul Fattah
Mahasiswa Magister Pendidikan Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun