Mohon tunggu...
Fajar R. Wirasandjaya
Fajar R. Wirasandjaya Mohon Tunggu... Freelancer - www.narasiinspirasi.com

Langkah kecil untuk kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Klarifikasi Azzam Cancel Terkait Video Viral Diduga Penganiayaan Kucing

17 Oktober 2019   19:01 Diperbarui: 18 Oktober 2019   20:34 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klarifikasi Azzam Cancel/Youtube: Azzam Cancel

Fenomena post-truth di Indonesia dapat kita lihat secara gamblang saat ini. Post-truth dapat didefinisikan sebagai kata sifat yang berkaitan dengan kondisi atau situasi dimana pengaruh ketertarikan emosional dan kepercayaan pribadi lebih tinggi dibandingkan fakta dan data objektif dalam membentuk opini publik. Sehingga fakta atau kebenaran obyektif tidak lagi menjadi dasar pemikiran yang utama.

Era Post truth atau era pasca kebenaran bisa disebut juga (era kebohongan) kebenaran emosional akan lebih diutamakan dari pada objective truth. Gejala ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga dunia. Masyarakat akan disuguhkan suatu wacana atau diskursus yang membingungkan benar dan salahpun akan nampak samar.

Kelemahan masyarakat untuk dapat mengenali kebenaran informasi di media sosial dimanfaatkan oleh beberpa pihak demi memperoleh keuntungan. Strategy nya adalah poisoning the water alias memperkeruh suasana untuk mengambil keuntungan. 

Semakin banyak keraguan terhadap sebuah informasi yang disebarkan di benak orang-orang, maka akan semakin menguatkan kecenderungan mereka untuk menampik kebenaran yang sesungguhnya ketika mereka mendengar atau bahkan melihatnya. 

Tujuannya bukan lagi untuk membalikkan fakta seperti yang dilakukan seperti jaman dulu tapi jauh lebih buruk, yakni untuk menumbangkan gagasan atau konsep mengenai eksistensi kebenaran yang objektif.

Fenomena post-truth di Indonesia dapat kita lihat secara gamblang saat ini misalnya saja viral hari ini potongan video screen recording yang diduga dari story WA tentang penganiayaan dan kekerasan terhadap kucing. Bahkan viral di berbagai medsos baik Instagram, Facebook, WA, bahkan trending topic di Twitter. 

Masyarakat yang memang lemah untuk mengenali kebenaran informasi di media sosial seringkali menelan mentah-mentah narasi yang disampaikan tanpa sikap kritis untuk menganalisis benar tidaknya suatu isu atau fenomena. 

Diperparah oleh akun-akun media yang latah ikut-ikutan mnyampaikan narasi yang tidak benar membuat opini publik terpancing untuk ikut-ikutan latah menghujat.


Terkait video viral Azzam Cancel yang diduga melakukan penganiayaan terhadap kucing, kemudian muncul sebuah video yang berisi klarifikasi dari kejadian yang menjadi viral tersebut. Berikut Klarifikasi Azzam Cancel dari sudut pandangnya.

Dari video youtube  yang berdurasi 7 menit 41 detik itu, Azzam dan dua orang temannya yang lain berusaha menjelaskan bahwa apa yang terjadi dengan kucing yang ada di Trending Twitter Azzam bukanlah seperti yang dipikirkan banyak orang. Azzam mengatakan bahwa yang terjadi sebenarnya adalah si kucing tersebut keracunan karena memakan bangkai tikus bukan karena diberi minuman ciu.

"Aku itu datang mau diajak ngopi, namanya Karmin. Nah dia itu lagi lihatin kucing. Kita tanya kan pada waktu itu, 'kenapa kucingnya?' katanya keracunan. Kucingnya ini, katanya Karmin keracunan, keracunan habis makan tikus, nah tikusnya itu ternyata habis diracun dari tetangga." Ucap Azzam nampak dalam video tersebut.

"Jadi ada sisa racun yang ada di dalam kucing." Pungkasnya.

Merasa bahwa apa yang terjadi oleh si Kucing sangat berbahaya, mereka kemudian berinisitif mencari es kelapa muda (degan dalam bahasa Jawa). Yang menurut mereka akan menyembuhkan si kucing dari keracunan yang dialaminya.

"Habis itu kita berinisiatif untuk mencari es degan, kelapa muda," ucap Azzam.

"Yang dikira itu adalah ciu, sama netijen" timpal teman di sebelah kanan Azzam.

Tulisan "Ciu"

Azzam kemudian menjelaskan mengapa dia justru malah menuliskan Ciu ketimbang menuliskan Es Degan atau Es Kelapa Muda di video Instagram Story miliknya. Azzam mengatakan bahwa dirinya ingin membuat sebuah caption yang bertolak belakang dengan realita yang terjadi.

"Karna memang Aku nulisnya ciu, jadi aku itu melihat realitas itu, pengin menulis suatu caption yang bertolak belakang dengan realitas." Ucap Azzam

Ternyata Azzam memiliki tujuan untuk membuat sebuah eksperimen apakah yang akan dilakukan oleh Netizen ketika mendapatkan suatu hal yang nampaknya tidak masuk dalam logika pemikiran manusia pada umumnya. Dan tampaknya memang berhasil opini publik terpancing dengan narasi di video story yang ia tuliskan.

"Untuk mengetes, bagaimana respon netijen, apakah mereka akan langsung percaya dengan caption yang tidak masuk akal sebetulnya kalau di logika." Jelas Azzam.

Ia bermaksud menulis caption tidak masuk akal di video yakni memberi ciu ke kucing. Maksudnya agar netien ini tidak percaya dengan adegan di video.

 "Terus buat apa (meminumkan ciu ke kucing), itu sangat ngga masuk akal, karena itu captionnya  (yang dipakai di video) sengaja ngga masuk akal. Sebenarnya netizen ini langsung ditelan mentah-mentah caption yang tidak masuk akal dengan video tersebut, atau ada klarifikasi, atau langsung sudah bisa menduga bahwasanya ini bohongan, ini nggak mungkin ciu," lanjut Azzam pada video yang diunggah pada Kamis (16/10/2019).

"Ternyata mayoritas netizen itu jatuh ke yang pertama tadi langsung menjudge pembunuh kucing tidak berdosa pakai ciu", begitu tuturnya Kamis (16/10/2019)

Terkait hal ini, Netizen yang sudah terlanjur geram tetap menyecar Azzam karena perilakunya itu. Begitulah klarifikasi dari Azzam Cancel di video youtube yang hari ini ia posting. Video selengkapnya dapat di cek di  Video Klarifikasi Azzam Cancel

Terlepas dari polemik yang terjadi diatas menyadarkan kita bahwa bermedsos memang harus dengan bijak. Senantiasa menggunakan etika atau norma saat berinteraksi dengan siapapun di medsos. Jangan me-repost apapun yang belum jelas sumbernya. 

Manfaatkanlah medsos untuk menunjang proses pengembangan diri seperti ilmu pengetahuan, berbagi materi kuliah, bisnis, dan lain-lain. Manfaatkan medsos untuk membangun jaringan atau relasi agar nantinya dapat digunakan untuk mencari pekerjaan, menjalin bisnis, dan lain-lain. Jangan lekas percaya kembangkan nalar kritis di media sosial utamanya ketika melihat, mendengar, atau menyaksikan suatu isu atau peristiwa. Sekian ulasannya semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun