Mohon tunggu...
Frisilia Dameria Mailyn
Frisilia Dameria Mailyn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengulik Realita dan Tantangan Keluarga Penerima Bansos yang Hidup Sederhana di Kota Pontianak

11 April 2024   10:37 Diperbarui: 11 April 2024   14:35 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Dewi menggunakan lampu listrik sebagai sumber penerangan di rumahnya. Barang-barang elektronik yang dimiliki Ibu Dewi ialah TV (21 inch), kipas angin, tape radio, rice cooker, dan handphone, yang masing-masing berjumlah 1 unit. Daya listrik di rumah keluarga Ibu Dewi adalah sebesar 450 Watt.

(Bagian dalam rumah, dok. pribadi)
(Bagian dalam rumah, dok. pribadi)

Pada saat sakit, Ibu Dewi dan keluarga biasanya mengunjungi puskesmas untuk memperoleh pengobatan, yakni dengan menggunakan fasilitas BPJS gratis yang diperoleh dari bantuan sosial. 

Di rumahnya, Bu Dewi memiliki 2 unit motor untuk digunakan sebagai alat transportasi sehari-hari, dengan tahun keluaran masing-masing yaitu 1985 dan 2015. Ibu Dewi menyebutkan bahwa orang tuanya menyewa sawah padi milik orang lain untuk dikelola dan kemudian menjual hasil panennya. 

Hasil panen tersebut umumnya digunakan untuk menambah pemasukan keluarga guna mencukupi kebutuhan pokok. Namun, Ibu Dewi mengatakan bahwa pendapatan yang diperoleh dari hasil pertanian tersebut tidaklah rutin, tergantung dari kondisi tanaman dan cuaca. Dari hasil panen padi tersebut, umumnya keluarga Ibu Dewi bisa memperoleh sebesar Rp500.000,- setiap bulannya.

Bansos PKH yang diterima oleh keluarga Ibu Dewi Yupita adalah PKH kategori lansia. Ibu Dewi mengungkapkan bahwa penerima bansos tersebut adalah orang tuanya yang telah berusia lanjut. 


Ibu Dewi juga menambahkan bahwa ia dan keluarga kecilnya tidak bisa menerima bansos secara terpisah, karena masih tergabung di dalam KK yang sama dengan kedua orang tuanya. Bansos PKH yang diterima keluarga Ibu Dewi berupa uang dan ditransfer lewat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dari Bank BRI, dengan kisaran sebesar Rp600.000,- dalam jangka waktu 3 bulan. 

Menurut pengakuan Ibu Dewi, bantuan PKH tersebut bisa saja diperoleh dalam kurun waktu 2 hingga 3 bulan sekali, dengan nominal yang juga tidak menentu. 

Untuk itu, Ibu Dewi dan keluarga tidak dapat menaruh harapan penuh kepada bantuan sosial PKH tersebut, mengingat jadwal dan nominal yang diberikan tak kunjung pasti. Selain bantuan PKH yang diterima, Ibu Dewi juga memperoleh bantuan beras dari BULOG sebanyak 10 kg per bulan. 

Akan tetapi, menurut penuturan Ibu Dewi, beras tersebut masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarganya selama satu bulan. Hal ini mengharuskan Ibu Dewi untuk tetap membeli beras tambahan agar kebutuhan gizi keluarga bisa terpenuhi.

Ibu Dewi dan keluarga telah menjadi penerima bansos sejak tahun 2020. Pada mulanya, bantuan yang diterima keluarga Ibu Dewi adalah BLT dan diberikan dalam jangka waktu 6 bulan sekali. Ibu Dewi menyebutkan bahwa keluarganya baru memperoleh bantuan jenis PKH tersebut selama satu tahun belakangan, yakni dari tahun 2023. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun