Mohon tunggu...
Florit P. Tae
Florit P. Tae Mohon Tunggu... Lainnya - -

Menulis Artikel dan Opini

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Salib dan Penderitaan Kristus

29 Maret 2024   17:15 Diperbarui: 29 Maret 2024   17:24 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih lanjut, Kata "Anggur asam, bunga karang, sebatang Hisop" adalah simbol dari dosa dan beban manusia yang sesungguhnya mengerikan, menakutkan, memuakan, membebani dan sebagainya. Ketika Yesus berkata "Aku Haus", semua simbol diatas diberikan oleh Prajurit kepada Yesus untuk di cicipi, dirasakan dan serentak dialihkan dari Manusia yang seharusnya merasakannya kedalam diri Allah. (Bdg. 2 Korintus 5:12).

Ketika Semua beban sudah di rengkuh, Yesus berkata "sudah selesai". Kata "Sudah Selesai" memberi pesan bahwa Semua Dosa dan beban penderitaan kita sudah diambil alih ke dalam diri Yesus.
Dan Yesus memikul semuanya menuju Lembah Kematian, supaya Di sana Yesus meletakkan dan melepaskan semuanya. Lembah kematian adalah tempat Allah di dalam Yesus meletakkan belenggu yang seharusnya dipikul oleh manusia tadi.

Setelah Yesus Mati, Mayat Yesus dibawa untuk dimakamkan sebagaimana tradisi pemakaman orang Yahudi. Peristiwa tersebut menarik, sebab ada cerita yang unik. Mayat Yesus di letakan di Taman. Di taman itu ada satu kubur baru. Penulis Injil Yohanes menggambarkan sebuah kisah yang sangat lazim ketika mayat Yesus hendak dimakamkan.

Sebagaimana biasanya, orang yang mati karena dianggap sebagai pelaku kejahatan, seharusnya dimakamkan ditempat Pemakaman umum, bahkan mungkin diletakan di tempat yang tidak "mewah", kumuh bahkan tidak disenangi bahkan oleh murid-murid sekalipun.

"Mayat Yesus di letakan di Taman. Di taman itu ada satu kubur baru". Kalimat dalam teks tersebut yang ditampilkan oleh Penulis Injil Yohanes sesungguhnya Menggambarkan bahwa Kematian dan kuburan berubah makna. Sebelumnya, kematian adalah peristiwa menakutkan, kuburan  merupakan tempat yang gelap dan buruk. Sekarang berubah makna menjadi taman yang Indah.
Penulis Injil Yohanes secara implisit dan tegas menampilkan bahwa di sana kita berjumpa dengan Allah.

Implikasi dari Teks Yohanes 19: 28-42 secara tegas memberi pesan sebagai Berikut:


Pertama; Jika Penderitaan dan kematian Yesus adalah jalan pembebasan, satu-satunya Cara yang paling mahal untuk membebaskan manusia. Maka Hargailah semua orang yang sama di Mata Allah.

Kedua; Jika Kematian Allah di dalam Yesus adalah sebuah Upaya Perdamaian Allah dengan Manusia dan Alam Semesta, maka Ciptakan kedamaian dan jadilah pendamai satu dengan Yang lain.

Ketiga; Jika Peristiwa Salib adalah Cara Allah menanggung Beban Dosa Manusia, maka Saling bertolong - tolonglah antar satu dengan yang lain.

Keempat; Jika Salib dan Kuburan adalah tanda Allah memikul dan merengkuh seluruh beban hidup manusia, Allah membawa dan melepaskan seluruh persoalan dan Dosa Manusia, maka jangan takut dan mengeluh menghadapi berbagai persoalan hidup. Dalam segala peristiwa,  Pandanglah Yesus yang lambungnya tertikam, Pandanglah Yesus yang mulutnya penuh anggur Asama, Lihatlah Yesus yang dimakamkan di taman dalam sebuah kubur baru  supaya kita beroleh kekuatan dan Hikmat.

Slamat menjalani dan merefleksikan Jumat Agung. Tuhan memeluk dan memberkati kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun