Akhir-akhir ini topik yang tengah hangat ditulis dan dikomentari di Kompasiana adalah tentang Partai Keadilan Sosial (PKS). Sepertinya muncul sekelompok penulis yang “kritis” dan “vokal” kepada PKS. Tulisan kelompok ini “condong” bernada negatif mengenai PKS. Disisi lain ada pula sekelompok penulis yang mencoba mengklarifikasi tulisan-tulisan tersebut. Mereka kebanyakan adalah kader atau simpatisan PKS.
Dalam suatu persoalan – adanya pendapat pro dan kontra adalah hal yang alami dan wajar-wajar saja. Apalagi Indonesia adalah negara demokrasi, dimana hak untuk menyatakan pendapat adalah hak asasi warga negaranya. Awalnya, sempat ada harapan bahwa pro kontra seputar PKS akan menjadi ajang diskusi yang menyegarkan dan mencerahkan bagi warga Kompasiana dan para pembaca lainnya. Terjadi perdebatan dan adu argumentasi yang cerdas dan berdasarkan fakta-fakta. Sebenarnya bibitnya sudah ada, tulisan dibalas dengan tulisan. Opini dibalas dengan opini.
Namun dalam kenyataannya – kelompok yang “kritis” dan “vokal” terhadap PKS terlihat seperti sekelompok orang “pembenci” PKS. Terus menerus memproduksi tulisan-tulisan yang “menyerang” PKS. Sayangnya saat ada klarifikasi soal tulisan yang dibuatnya, tidak ada usaha untuk mempertahankan isi tulisannya itu. Yang ada hanya membuat tulisan baru dengan topik yang baru. Saat ada yang melakukan klarifikasi, lagi-lagi tidak ada tanggapan balik. Kesannya seperti hit and run. Habis melontarkan pukulan langsung kabur – seperti pengecut.
Tapi ya sudahlah . . . apa yang dianggap ideal kan bersifat relatif. Pada akhirnya biarlah para warga dan pembaca Kompasiana yang menilai.
Sekian dan terima kasih