Mohon tunggu...
Fredy Wansyah
Fredy Wansyah Mohon Tunggu... wiraswasta -

pekerja media massa, peminat budaya massa, dan peminat sastra.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Komedian atau Pelawak?

25 Januari 2012   17:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:27 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Acara TV yang mengundang tawa terus disajikan dari masa ke masa. Beberapa yang sering kita dengar namanya, bahkan sudah melegenda, ialah grup Warkop (Dono, Kasino, Indro), duet Doyok dan Kadir, Ateng, grup Srimulat, dan belakangan OVJ (Andre, Nunung, Sule, Azis). Muncul pula konsep teranyar bagi masyarakat Indonesia, yang sesungguhnya diadopsi dari Last Comic Standing, oleh NBC Network di Amerika Serikat, yakni Stand Up Comedy.

Acara seperti itu merupakan hasil transformasi dari pertunjukan drama maupun teater yang bertujuan menghibur penontonnya. Berbeda halnya dengan tingkah kelucuan Tintin, komik Komang, yang dikemas secara tekstual. Mungkin acara seperti itu tak ubahnya cerita lucu Caplin dan Mr. Bean, yang sudah akrab bagi masyarakat kita dalam sajian audio-visual. Kemudian acara seperti itu dikemas secara pop, melalui siaran televisi, agar pencapaian “pasar” meluas. Bagaimana kita menyebut pengisi acara tersebut? Komedian atau pelawak? Indro itu pelawak atau komedian? Bahkan, dalam Stand Up Comedy hadir istilah baru untuk menyebut aktor yang membuat penontonnya gelak-tawa, yakni comic.

Di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) “komedi” berarti sandiwara ringan yang penuh dengan kelucuan meskipun kadang-kadang kelucuan itu bersifat menyindir dan berakhir dengan bahagia drama ria. Orangnya atau aktornya disebut komedian. Sedangkan “lawak” berarti lucu atau jenaka. Orangnya atau aktornya disebut pelawak. Pelawak ialah orang yang melakukan tindakan lucu.

Komedi merupakan salah satu bentuk pertunjukan di dalam seni teater. Komedi yang berkembang di Eropa, sebelum abad ke-20, mengandung nilai-nilai filosofis, nilai-nilai kemanusiaan, serta mengekspose berbagai tema seperti negara, gender, agama, masyarakat, dan sebagainya. Di dalam komedi ketidakwajaran dianggap wajar, keanehan dianggap tidak aneh, dan sesuatu hal yang tabu dianggap tidak tabu.Semuanya dikemas dalam anggapan “aneh”. Para penonton komedi berharap ada sesuatu hal yang “aneh” ditampilkan dalam pementasannya, hingga penonton menganggap bahwa keanehan tersebut patut ditertawakan. “Aneh” karena kita menganggap sesuatu hal ialah hal yang sepele, lalu hal tersebut diangkat ke dalam pementasan komedi.

Seiring perkembangan teknologi, serta perkembangan cara berpikir manusia yang pormodernis juga disertai kepadatan rutinitas manusia, maka muncullah berbagai macam acara komedi di televisi. Tiga atau dua tahun belakangan ini ada OVJ (Opera Van Java) dan Stand Up Comedy, yang terus mendapatkan rating bagus karena jumlah penontonnya diklaim terus bertambah. Cerita pun terus berkembang. Opini-opini masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa pun, ikut berpartisipasi menyinggung aksi-aksi aktor komedi tersebut.

Lawak itu berarti merujuk pada sifat kelucuan dalam pertunjukan komedi. Lawak itu salah satu unsur penting pertunjukan komedi. Tanpa lawak komedi bukanlah suatu komedi utuh, sebab pertunjukan hanya menjadi drama biasa tanpa adanya tawaan dari penonton. Mungkin kelucuan bisa diperankan oleh siapa saja, bergantung pada konteks dan porsi kelucuan masing-masing orangnya. Bayi pun bisa disebut pelawak karena kadang memberikan kelucuan tersendiri, baik dari fisiknya maupun sifat-sifat “nakalnya”. Oleh karena itu, pelawak bisa direkatkan kepada siapa saja selama dia tidak berada pada konteks pertunjukan.

Dari uraian ini jelas bahwa Indro, Sule, Azis Gagap, Mr. Bean, dan lainnya selayaknya disebut sebagai komedian. Mereka menampilkan kelucuan dalam suatu pementasan.

-Desember 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun