Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Sales - Marketing - Operation

To complete tasks and working target perfectly. Leave path in a trail.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Celebrity Worship Syndrome Dunia Politik: Mimpi Memimpin Sang Pemimpin Idola

13 November 2023   13:41 Diperbarui: 14 November 2023   19:17 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS/DIDIE SW)

Namun baik seorang artis maupun seorang tokoh politik, sama sama menghadapi potensi dihujat oleh dua pihak, pembenci dan pengagum nya sendiri. Sekali lagi, walaupun output dari CWS nya berbeda, tidak berarti bahwa tidak ada sindrom CWS dari seorang penggemar di dunia politik. 

DS, seorang penggiat medsos di Twitter yang dulu menyatakan dirinya seorang pendukung berat Jokowi, selalu tampil membela semua keputusan Jokowi (selama Jokowi dianggap "mewakili" pemikiran dirinya yang dulu). Namun di saat Jokowi mengambil keputusan yang berbeda dengan pemikiran dirinya, seketika ia menjadi pembenci Jokowi. 

Apapun yang dilakukan Jokowi sekarang menjadi negatif di matanya. Demikian juga sahabat saya yang saya ceritakan di awal tulisan ini. 

Dari seorang pengagum berat Pak Prabowo, selalu hadir membela semua keputusan Pak Prabowo, mendadak membenci Pak Prabowo karena keputusan politik Pak Prabowo dalam memilih cawapres tidak sesuai dengan pilihannya. 

"Harusnya Pak Prabowo memilih E, bukan malah si anak kecil G," tegas sahabat saya. Baik DS maupun sahabat saya, jelas mereka berada dalam kondisi sindrom CWS.

Sekali lagi, mengidolakan seseorang itu bisa baik juga bisa berakibat buruk. Disebut baik bilamana idola tersebut kita jadikan sebagai panutan dalam hidup kita. Perjuangannya dalam meraih keberhasilan, sifat-sifat kebaikan dan kebajikan yang tercermin dalam diri idola kita bisa kita bawa ke dalam hidup kita sebagai contoh yg baik. 

Namun mengidolakan seseorang juga bisa berujung buruk, bilamana kita terlalu larut sampai pada tahap berpikiran bahwa kehidupan profesional idola merupakan cerminan harapan kehidupan profesional kita, dan apa yang menjadi pemikiran kita juga seharusnya menjadi pemikiran idola kita. 

Saya banyak melihat bahwa hampir semua kasus dimana seorang pengagum yang awalnya selalu membela idolanya tiba-tiba berubah menjadi pembenci idola disebabkan karena perbedaan keputusan yang diambil idola dengan keputusan pengagumnya. 

Tepatnya, sindrom CWS yang dialami sang pengagum sampai pada tahap bahwa idolanya harus mengikuti apa pemikiran dari penggemar. Pokoknya Prabowo harus gini dan gitu. Pokoknya Jokowi harus gini dan gitu. Pokoknya harus sama dengan apa pemikiran kita. 

Padahal kita belum tentu paham bagaimana pemikirannya, perjalanan hidup, tekanan, permasalahan yang dialami idola kita sehari-hari. Tiap hari hanya duduk di meja kerja dalam rumah sibuk dengan kegiatan mengetik naskah film, lalu mendengar gosip yang belum tentu benar mengenai sang idola, lalu dengan begitu mudahnya menghujat sang idola karena keputusan politiknya berbeda dengan keputusan yang kita mau. 

Saya jadi inget pesan kakek saya, "Jangan engkau menilai (menghakimi) orang lain hingga engkau menggunakan sepatu yang sama dengan yang ia pakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun