Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Sales - Marketing - Operation

To complete tasks and working target perfectly. Leave path in a trail.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Strategi Membakar Kapal" Sebelum Melakukan Perampingan Operasional

19 Februari 2020   22:10 Diperbarui: 20 Februari 2020   10:59 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh David Mark dari Pixabay

Selalu ada waktu dan jalan bagi yang mau berusaha. Dan saya memilih melakukan langkah pembenahan total terlebih dahulu sebelum melakukan perampingan. "Wah makin rugi dong perusahaan, sudah rugi masih saja menahan opsi perampingan?". 

Belum tentu. Saya memilih berbicara dengan seluruh karyawan: Yang masih mau berjuang bersama membangun kinerja yang terpuruk, ayo kita kerja bersama dan kerja keras. Kita tetapkan waktu 3 bulan. 

Bilamana berhasil, seluruh karyawan di "kapal" ini selamat, atau minimal sebagian besar selamat. Tapi kalau tidak berhasil, terpaksa kita lakukan opsi perampingan, namun dengan kesepakatan uang pesangon yang telah "disesuaikan". 

Apabila seluruh karyawan setuju penyesuaian uang pesangon dan memilih berusaha memperbaiki bersama, saya akan ajak berjuang bersama terlebih dahulu.

Mengapa saya tidak serta merta angkat handuk dan menyarankan perampingan? 

Yang jadi pertimbangan saya adalah semangat dan mental juara seluruh karyawan tersisa yang turut padam begitu kita serta merta lakukan perampingan. 

Begitu kita melakukan perampingan, kita telah re-set cara berpikir semua orang tersisa yang ada di perusahaan : bahwa kinerja dan omzet yang lebih rendah utk menutup biaya operasional yang sdh dikecilkan adalah standar baru bagi perusahaan tersebut. 

Dulu seluruh karyawan berjuang di angka kinerja penjualan A Rupiah. Begitu dilakukan perampingan, keluar biaya operasional baru yg lebih rendah, keluar target penjualan yg telah disesuaikan yaitu A Minus Rupiah, maka itu menjadi angka baru keramat yang diterima untuk dikejar seluruh tim. 

Kita telah melakukan Down Grade kemampuan kita dan perusahaan. Kita mengajak karyawan tersisa untuk berpikir bahwa kinerja angka besar yang dulu dicapai itu mulai sekarang tinggal kenangan, realistis sekarang adalah angka jauh di bawah angka dahulu. Itu yang ingin saya hindari. Saya tidak ingin tim dan karyawan menurunkan semangat dan standar kerjanya. 

Memang dengan langsung memilih opsi perampingan, dengan kinerja yang lebih rendah dari dulu, kita bisa melihat bottom line segera sehat kembali. Tapi ngomong-ngomong, bottom line mengalami laba Rp 100.000 juga sudah membuat buku menjadi biru. 

Tapi apa gunanya kalau di saat yang bersamaan, kita juga telah melakukan down grade diri dan kemampuan kita sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun