Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Sales - Marketing - Operation

To complete tasks and working target perfectly. Leave path in a trail.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Strategi Penetapan Harga Jual, Mulai dari Mana?

11 Februari 2020   18:38 Diperbarui: 15 Februari 2020   11:04 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi uang di kasir. (sumber: SHUTTERSTOCK)

Bersama-sama beberapa teman sekelas, serta dukungan dari salah satu orang tua teman SMA yang memiliki usaha konveksi, saya memberanikan diri membuat usaha busana sendiri. 

Saat itu di Tahun 1988- 1990an memang sedang laris manis bisnis busana, terutama busana casual seperti T-Shirt, maupun kaos oblong. Di jaman tersebut merk-merk terkenal yg menjadi referensi anak muda adalah: Hammer, Osella, County Fiesta, dan beberapa merk lain.

Garment memang merupakan bisnis favorit di saat itu. Oleh sebab itu saya ikut tergiur menjadi seorang entrepreneur muda di bisnis garment. Kelihatannya tidak susah. Saya memulainya dari nol besar. Dibimbing orang tua teman SMA pemilik konveksi, saya diarahkan ke tanah abang memilih bahan kaos yang mau saya gunakan. 

Saya putuskan untuk memproduksi kaos oblong, karena keterbatasan modal. Namun saya ingin produk saya dikenal sebagai produk berkualitas baik dan bagus. Saya putuskan kaos oblong saya menggunakan motif bordir di bagian dada depan sebelah kiri. Untuk motif bordir, saya mencari motif2 logo klub olah raga hingga ke toko-toko buku. Dapat.

Setelah kain di beli dan dikirim ke alamat konveksi orang tua teman, setelah dipotong, harus dibordir logo dulu sebelum dijahit. Saya diberikan alamat tempat bordir langganan.

Ok, saya meluncur ke sana. Ternyata tidak bisa jalankan bordir kalau tdk ada pita motif bordir (jaman dulu belum digital spt skrg). Saya diarahkan ke jalan sabang untuk membuat pita bordir sesuai motif yang ingin saya buat.

Saya jalan ke sana, dapat dan jadi. Pita motif boirdir diantar, kain tiba, langsung dibordir. Setelah selesai bordir, kirim kembali ke konveksi, 2 (dua) minggu kemudian selesai sudah produk saya. Sudah dikemas rapi dengan plastik. Siap dipasarkan.

Berapa harga jualnya? Karena masih awam, saya pakai pendekatan biaya. Beli kain sekian, bordir sekian, label merk sekian, konveksi sekian, dibagi jumlah hasil jadi produk.. Wiihh ternyata murah yah. Ok karena masih baru, saya gak mau ambil untung banyak-banyak. COGS + margin 30% saja kalau saya gak salah ingat.

Emang dasar teman-teman SMA lain tipe investor tulen. Saya juga yang harus memikirkan jual kemana. Saya berkeliling dari mulai jual perorangan ke teman teman serta keluarga.

Hingga saya coba masuk toko. Saya jalan ke Plaza Indonesia, menemukan satu toko dan barang-barang yg dijual nampaknya sesuai dengan target pembeli, dan terpenting di toko tersebut juga menjual busana casual kaos. Tidak disangka, produk saya diterima masuk di toko tersebut. 

Saya masih ingat namanya : Familia Young Studio. Harga jual kaos saya murah banget. Kalau gak salah kaos casual lain dijual diatas Rp 100.000, kaos saya dengan bahan kualitas bagus: cotton double nit (bagian luar dan dalam sama sama halus kalau dipegang), pakai bordir bukan sablon, motifnya logo klub olahraga terkenal luar negeri pula, dan yang paling istimewa: harga lebih murah. Kalau saya tidak salah ingat sekitar Rp 70.000. Sistem konsinyasi gak apa-apa, toh saya yakin produk saya pasti bakalan laris manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun