Mohon tunggu...
Freddie Suban
Freddie Suban Mohon Tunggu... Seniman - Penulis

Meramu asa dalam puing kenangan yang tersimpan dalam memory petualangan hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tingkah Diperbolehkan tapi Tidak Berguna

25 Januari 2021   17:00 Diperbarui: 23 Februari 2021   18:20 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

     Hidup dalam satu daerah yang baru memulai masa perkembangan, begitu banyak kita temui ketimpangan yang terkadang di sepelehkan dalam beragam aspek kehidupan. Dalam ketimpangan tersebut ada beberapa hal yang seolah telah menjadi rutinitas, yang di anggap lumrah dan begitu bebas menjamur, namun sebenarnya hal-hal tersebut sangatlah tidak berguna. Bahkan akan menimbulkan kemerosotan mental dan moral bagi kelangsungan hidup. Dari beragam ketimpangan tersebut, ada beberapa ketimpangan yang sangat mudah kita temui. Beberapa di antaranya adalah bebas meneguk alkohlol dan kebiasaan merokok pada anak- anak usia remaja.

     Bagi sebagian besar anak-anak remaja yang gemar dalam merokok dan meneguk minuman beralkohol, seolah bukan hal tabuh bagi mereka saat melakukan hal tersebut. Dan yang lebih memprihatinkan, apabila sekelompok remaja perokok dan peneguk alkohol berada di sekitar remaja lain yang non perokok dan peneguk alkohol, dengan pongahnya mereka akan membanggakan diri. Mereka mendaulatkan diri sebagai remaja yang paling uptodate,paling trending dan paling hebat.Tanpa adanya kesadaran diri, hal tersebut perlahan bertumbuh subur dalam keseharian mereka. Sikap tersebut sangat menjadi racun yang sangat mematikan bagi setiap generasi baru penerus bangsa, apabila tidak di perhatikan dan di arahkan secara khusus.

     Menyikapi hal tersebut, tidak semua kaum dewasa benar-benar mengambil sikap tegas dalam mencegah dan mengurangi tingkah laku tersebut. Lebih anehnya, masi ada sebagian orang dewasa yang memberi keluasan dan memperbolehkan para anak-anak remaja, untuk tetap merokok dan meneguk minuman beralkohol. Bahkan terkadang ada perlakuan sedikit memaksa dari para kaum dewasa tersebut. Dan yang melakukan tindakan tersebut, akan sangat di pahami apabila dari oknum yang tidak berpendidikan, yang di mana memiliki keterbatasan pengetahuan.Tetapi pada kenyataannya yang berpendidikan juga malah turut dalam tingkah tersebut.

     Sejauh ini remaja perokok dan peneguk alkohol, masi tetap menjadi mata rantai yang sulit di putuskan. Minimnya bimbingan dan perhatian yang khusus, sehingga hal ini terus menjadi momok menyesatkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bertambah sebagian orang dewasa yang dengan kedunguan polah pikir, masi turut memberi ruang untuk keberlangsungan tingkah keliru tersebut. Sangat kecil kemungkinan timbulnya satu kesadaran sendiri dari para remaja tersebut, bertambah pengaruh lingkungan yang sangat tidak menunjang .

     Sebagai orang dewasa, entah dewasa dari segi umur ataupun polah pikir harus berani mengambil sikap dalam mengatasi hal ini. Buang tabiat masa bodo acuh tak acuh dalam memeranginya.Kaum dewasa harus memiliki prinsip dalam mengambil sikap, agar segalah sesuatu bisa berubah. Agar perubahan itu ada,tidak bisa hanya bersikap masa bodo dan netral dengan keadaan,harus ambil sikap. Kaum dewasa harus bisa memulai dari sendiri, sebelum merubah kebiasaan para remaja yang sangat tidak berguna tersebut. 

   Sudah sangat jelas bahwa perlakuan merokok dan meneguk alkohol pada anak-anak remaja tersebut sangatlah keliru. Segalah yang di lakukan hanyalah pemikiran kuno yang hanya ikut-ikutan agar di bilang anak trendi. Tanpa disadari, situasi trendi yang di banggakan tersebut hanya bisa bertumbuh subur pada lingkungan kaum idiot, yang memiliki polah pikir sempit. Satu hal yang tidak dicernah oleh para remaja perokok dan peneguk alkohol adalah, ketika apapun itu dalam hidup yang terlalu dipaksakan sebelum tiba saatnya, akan menimbulkan akibat yang sangat merugikan. Baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Bagaimana bisa para remaja yang di harapkan sebagai generasi penerus dalam peradaban berikutnya, masi terikat pada kebiasaan yang keliru tersebut. Sesering mungkin kaum remaja mencoba untuk sedikit saja mendalami diri sendiri dengan melakukan perenungan.

     Kedengaran sangat aneh bagi para remaja yang pada dasarnya sebagai kaum pencari jati diri yang di mana hidup masi penuh dengan ketimpangan tabiat, untuk melakukan perenungan. Tapi hal tersebut sangat penting bagi kehidupan masa depan. Karena memulai sesuatu meskipun kecil, tapi dilakukan sejak dini dan berulang-ulang kali, akan menjadi satu kebiasaan. Perenungan akan mendatangkan kesadaran pada diri sendiri, dan diri akan semakin peka akan kehidupan yang lebih terarah. Perlu juga di terapi pemahaman dalam keseharian bahwa, segalah hal yang menurut kita baik dan telah menjadi sebuah kebiasaan belum tentu berguna bagi kehidupan.

# Januari 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun