Raja Ampat bukan hanya aset Pariwisata. Ia adalah roh dari tanah Papua. Ia adalah lambang bahwa Indonesia pernah punya surga yang turun ke bumi. Tapi jika surga itu terus digerus, jangan salahkan siapa-siapa jika yang tersisa nanti hanya puing dan kenangan.
Papua tidak meminta belas kasihan. Mereka hanya ingin keadilan. Mereka ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Mereka ingin suara mereka dianggap penting. Mereka ingin hidup di tanah mereka sendiri tanpa harus takut terusir. Mereka ingin anak-anak mereka tumbuh dengan damai, bukan dengan trauma melihat tanah mereka dijarah oleh bangsa sendiri.
Biar nanti langit terbelah, aku Papua
Ini adalah sumpah, bukan ancaman. Ini adalah pernyataan keberanian bahwa meskipun mereka dikepung oleh Tambang, dikekang oleh Birokrasi, dan disakiti oleh Kebijakan, mereka tetap berdiri tegak. Mereka tetap Papua. Mereka tetap penjaga surga terakhir itu.
Kini, saat suara Raja Ampat berteriak, masihkah kita diam. Atau kita justru menjadi bagian dari mereka yang pura-pura tuli.
Raja Ampat adalah surga. Tapi surga juga bisa hancur jika manusia terus datang hanya untuk mengambil, tanpa pernah memberi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI