Mohon tunggu...
FRANSISKUS LATURE
FRANSISKUS LATURE Mohon Tunggu... Advokat | Penulis | Managing Partner FLP Law Firm

Antara hukum dan kemanusiaan, saya memilih berjalan di garis tipis yang memisahkan keduanya. Menulis untuk memastikan kebenaran tetap hidup di tengah bisingnya zaman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paus Fransiskus, Sang Hamba Tuhan yang Setia

21 April 2025   16:40 Diperbarui: 21 April 2025   21:44 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Senin, 21 April 2025, menjadi hari yang penuh duka bagi umat Katolik dan seluruh dunia. Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, telah berpulang dalam damai di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, pada usia 88 tahun. Dunia menangis, sebab seorang gembala yang telah mengabdikan hidupnya sebagai hamba Tuhan kini telah kembali ke pangkuan Sang Khalik.

Selama bertahun-tahun, Paus Fransiskus dikenal bukan hanya karena jabatannya, tetapi karena hatinya yang besar dan cintanya yang tak terbatas bagi umat manusia. Ia adalah suara bagi yang tak bersuara, penghibur bagi yang terluka, dan cahaya bagi mereka yang terpinggirkan. 

Dari awal kepemimpinannya, beliau telah memilih jalan sederhana, jauh dari kemewahan, dan lebih memilih dekat dengan umat mendengarkan, memeluk, dan melayani.

Kesehatannya mulai melemah sejak Februari 2025, ketika ia menderita pneumonia ganda yang memperburuk kondisi bronkitis kronis yang lama dideritanya. Namun bahkan dalam masa-masa sulit itu, beliau tetap menunjukkan semangat yang tak padam. Pada Hari Raya Paskah, sehari sebelum wafatnya, beliau masih sempat muncul di hadapan publik untuk memberikan berkat terakhirnya sebuah isyarat cinta kasih yang abadi hingga helaan napas terakhir.

Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Vatikan, mengumumkan dengan hati yang berat bahwa Paus Fransiskus telah pergi untuk selama-lamanya. Kepergiannya bukan hanya kehilangan bagi Gereja Katolik, tetapi juga bagi dunia yang selama ini disapa oleh suara damai dan doa-doanya. Beliau telah menjalani panggilan sebagai "Servus Servorum Dei" Hamba dari segala hamba Tuhan dengan setia, hingga Tuhan sendiri menjemputnya.

Kini, dunia berkabung. Ucapan belasungkawa dan penghormatan datang dari seluruh penjuru dunia. Paus Fransiskus meninggalkan warisan yang tak ternilai, Kepemimpinan yang penuh kasih, keteguhan dalam iman, dan semangat pelayanan yang tak kenal lelah. Ia telah menyelesaikan pertandingan yang baik, mencapai garis akhir, dan memelihara iman hingga akhir.

Selamat jalan, Bapa Suci. Doa kami menyertaimu. Damailah di surga, tempat di mana tak ada lagi air mata dan kesakitan hanya keabadian bersama Sang Kasih Sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun