Mohon tunggu...
Fransisca Listiariny
Fransisca Listiariny Mohon Tunggu... Guru - Guru MAN 4 Bantul

Guru Mapel PKWU

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Para Kartini dalam Keluarga di Era Pandemi Covid-19

10 Maret 2021   10:48 Diperbarui: 10 Maret 2021   11:05 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karenanya, jika para ibu sadar akan pentingnya dan sibuknya kehidupan di keluarga, niscaya mereka tidak akan mempunyai waktu untuk mengurusi hal-hal di luar keluarganya.  Jika kita melihat akan keutamaan-keutamaan yang diberikan Allah untuk seorang ibu, maka jelaslah bahwa ibu merupakan tumpuan besar bagi pembentukan generasi bangsa yang berkualitas. Kreativitas seorang ibu dalam masa pandemi corona sangat dibutuhkan. Sebagai contoh alangkah baiknya seorang ibu mengajak anak-anak berbincang tentang covid-19. Tidak hanya tentang narasi positifnya, tetapi juga aspek-aspek negatif yang perlu diwaspadai. Tentu, obrolan tersebut patut disesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan kematangan anak. Perbincangan yang diselingi dengan kegiatan mendongeng, bernyanyi bersama, permainan sulap, petak umpet, serta kegiatan-kegiatan ceria dan kreatif lainnya diharapkan mampu membangun prakondisi yang baik sebelum anak-anak mulai berbagi cerita. Hal yang paling utama memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mencurahkan isi hati mereka. Dengan kata lain, tidak hanya pertukaran informasi, seorang ibu juga perlu pula menyodorkan telinga mereka terhadap keluh kesah anak-anak. Apa pun isi keluh kesah itu, seorang ibu sepatutnya dapat meyakinkan anak-anak bahwa mereka akan tetap melalui masa sulit ini bersama-sama sebagai sebuah keluarga yang bahagia. Selain itu hal pokok yang perlu dibicarakan adalah kesadaran melaksanakan pola hidup bersih dan sehat. Kesadaran pola hidup bersih dan sehat ini bukan hanya untuk mengisi waktu selama masa stay at home, lebih dari itu harus diterapkan secara berkesinambungan.

Peran yang luar biasa dari seorang ibu dalam keluarga tentu saja bukan hal mudah dilakukan. Bahkan, hal itu menjadi sumber stres bagi seorang ibu. Oleh karena itu, seorang ibu memerlukan apresiasi diri atau self-appreciation untuk selalu bahagia dan sejahtera secara emosional. Ibu perlu menempatkan kondisi psikologis dirinya sama penting dengan kondisi psikologis anggota keluarganya yang lain. Hal ini penting untuk mendukung kesehatan mental yang positif dalam keluarga. Secara umum, selama masa karantina di rumah, beban pekerjaan seorang ibu dalam rumah tangga semakin besar. Mulai dari menyiapkan makanan, mencuci pakaian, membersihkan rumah, juga menemani anak menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Dari sini bisa disimpulkan, bahwa seorang ibu rela melakukan segala hal demi membahagiakan keluarga. Tingkat kepekaan dan empati luar biasa akan ditunjukkan oleh seorang ibu dalam menjalankan keberlangsungan sebuah keluarga. Dalam Islam, sudah diatur hal tentang mendidik anak. Seperti yang kita ketahui bersama tanggung jawab mendidik anak berada pada pundak ayah dan ibu. Hanya saja, karena tugas utama seorang ayah adalah mencari nafkah dan tugas utama seorang ibu adalah mendidik anak-anak dan mengurus rumah tangga. Maka ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam mendidik anak.

Seorang ibu tidak boleh asal-asalan dalam menjalankan peran yang penting ini. Karena itu, ibu harus membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai terkait dengan tugas mengasuh, merawat, dan mendidik anak. Ada beberapa sisi yang perlu diperhatikan oleh seorang ibu agar pendidikan bisa berjalan dengan baik, di antaranya adalah sisi kesehatan anak. Mengapa demikian? anak yang sakit dan tumbuh dalam keadaan tidak sehat tentu tidak akan bisa menjadi pribadi yang sempurna yang bisa bermanfaat bagi umat. Karena itulah, seorang ibu harus memerhatikan bagaimana anaknya tumbuh dengan sehat.

Seorang ibu perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang hal ini. Sisi lain yang perlu diperhatikan adalah memberikan pendidikan akhlak kepada anak, menumbuhkannya di atas akhlak tersebut, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepadanya, serta menjauhkannya dari kebiasaan yang buruk. Diharapkan kelak dia tumbuh menjadi anak yang salih sebagai penyejuk mata bagi kedua orang tuanya. Dengan adanya momen pembelajaran di rumah ini, mendorong ibu-ibu mau tidak mau untuk dapat lebih dekat dengan anaknya, dapat lebih optimal memainkan perannya sebagai seorang ibu yang mengajarkan pada anaknya berbagai macam ilmu. Ibu dapat lebih mempersiapkan diri dalam mendidik anak-anaknya, bukan malah sibuk mengurus bisnis di luar rumah. Sehingga jika ibu dapat memainkan perannya dengan baik, akan terbentuk akhlak anak yang baik pula, sehingga pembelajaran di rumah ini tidak lagi menjadi berat bagi ibu-ibu di rumah dan anak-anakpun tetap merasa nyaman, tidak jenuh dan selalu bahagia.

Pandemi Covid-19 secara tidak langsung memaksa orang tua dan anak berkumpul dalam rentang waktu cukup lama tanpa ada aktifitas di luar. Bila keadaan ini disambut baik oleh para ibu, maka saat inilah yang tepat bagi seorang ibu untuk mengembalikan perannya sebagai madrasah pertama dan utama bagi putra-putrinya. Sekaligus mengembalikan peran mereka sebagai ibu sekaligus pengatur rumah tangga. Pengaturan manajemen keluarga yang baik dari seorang ibu menjadikan suasana keluarga yang tentram dan damai yang selalu bersyukur bahwa apa yang terjadi semua karena kehendak Allah. Kewajiban mendampingi anak-anaknya untuk belajar di rumah di masa wabah corona ini bukan lagi sebagai beban. Oleh karenanya, dalam masa pandemi Covid-19 peran seorang ibu dalam meningkatkan mutu dan kualitas perempuan adalah lewat pendidikan. Dengan pendidikan yang baik dan benar, seorang ibu akan semakin mengerti dan peka terhadap peranya sebagai ibu. Selamat Hari Kartini, Wahai Kartini engkaulah garda terdepan dalam membangun generasi, karena masa depan bangsa ini ada pada kita, seluruh perempuan Indonesia.

vitas seorang ibu dalam masa pandemi corona sangat dibutuhkan. Sebagai contoh alangkah baiknya seorang ibu mengajak anak-anak berbincang tentang covid-19. Tidak hanya tentang narasi positifnya, tetapi juga aspek-aspek negatif yang perlu diwaspadai. Tentu, obrolan tersebut patut disesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan kematangan anak. Perbincangan yang diselingi dengan kegiatan mendongeng, bernyanyi bersama, permainan sulap, petak umpet, serta kegiatan-kegiatan ceria dan kreatif lainnya diharapkan mampu membangun prakondisi yang baik sebelum anak-anak mulai berbagi cerita. Hal yang paling utama memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mencurahkan isi hati mereka. Dengan kata lain, tidak hanya pertukaran informasi, seorang ibu juga perlu pula menyodorkan telinga mereka terhadap keluh kesah anak-anak. Apa pun isi keluh kesah itu, seorang ibu sepatutnya dapat meyakinkan anak-anak bahwa mereka akan tetap melalui masa sulit ini bersama-sama sebagai sebuah keluarga yang bahagia. Selain itu hal pokok yang perlu dibicarakan adalah kesadaran melaksanakan pola hidup bersih dan sehat. Kesadaran pola hidup bersih dan sehat ini bukan hanya untuk mengisi waktu selama masa stay at home, lebih dari itu harus diterapkan secara berkesinambungan.

Peran yang luar biasa dari seorang ibu dalam keluarga tentu saja bukan hal mudah dilakukan. Bahkan, hal itu menjadi sumber stres bagi seorang ibu. Oleh karena itu, seorang ibu memerlukan apresiasi diri atau self-appreciation untuk selalu bahagia dan sejahtera secara emosional. Ibu perlu menempatkan kondisi psikologis dirinya sama penting dengan kondisi psikologis anggota keluarganya yang lain. Hal ini penting untuk mendukung kesehatan mental yang positif dalam keluarga. Secara umum, selama masa karantina di rumah, beban pekerjaan seorang ibu dalam rumah tangga semakin besar. Mulai dari menyiapkan makanan, mencuci pakaian, membersihkan rumah, juga menemani anak menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Dari sini bisa disimpulkan, bahwa seorang ibu rela melakukan segala hal demi membahagiakan keluarga. Tingkat kepekaan dan empati luar biasa akan ditunjukkan oleh seorang ibu dalam menjalankan keberlangsungan sebuah keluarga. Dalam Islam, sudah diatur hal tentang mendidik anak. Seperti yang kita ketahui bersama tanggung jawab mendidik anak berada pada pundak ayah dan ibu. Hanya saja, karena tugas utama seorang ayah adalah mencari nafkah dan tugas utama seorang ibu adalah mendidik anak-anak dan mengurus rumah tangga. Maka ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam mendidik anak.

Seorang ibu tidak boleh asal-asalan dalam menjalankan peran yang penting ini. Karena itu, ibu harus membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai terkait dengan tugas mengasuh, merawat, dan mendidik anak. Ada beberapa sisi yang perlu diperhatikan oleh seorang ibu agar pendidikan bisa berjalan dengan baik, di antaranya adalah sisi kesehatan anak. Mengapa demikian? anak yang sakit dan tumbuh dalam keadaan tidak sehat tentu tidak akan bisa menjadi pribadi yang sempurna yang bisa bermanfaat bagi umat. Karena itulah, seorang ibu harus memerhatikan bagaimana anaknya tumbuh dengan sehat.

Seorang ibu perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang hal ini. Sisi lain yang perlu diperhatikan adalah memberikan pendidikan akhlak kepada anak, menumbuhkannya di atas akhlak tersebut, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepadanya, serta menjauhkannya dari kebiasaan yang buruk. Diharapkan kelak dia tumbuh menjadi anak yang salih sebagai penyejuk mata bagi kedua orang tuanya. Dengan adanya momen pembelajaran di rumah ini, mendorong ibu-ibu mau tidak mau untuk dapat lebih dekat dengan anaknya, dapat lebih optimal memainkan perannya sebagai seorang ibu yang mengajarkan pada anaknya berbagai macam ilmu. Ibu dapat lebih mempersiapkan diri dalam mendidik anak-anaknya, bukan malah sibuk mengurus bisnis di luar rumah. Sehingga jika ibu dapat memainkan perannya dengan baik, akan terbentuk akhlak anak yang baik pula, sehingga pembelajaran di rumah ini tidak lagi menjadi berat bagi ibu-ibu di rumah dan anak-anakpun tetap merasa nyaman, tidak jenuh dan selalu bahagia.

Pandemi Covid-19 secara tidak langsung memaksa orang tua dan anak berkumpul dalam rentang waktu cukup lama tanpa ada aktifitas di luar. Bila keadaan ini disambut baik oleh para ibu, maka saat inilah yang tepat bagi seorang ibu untuk mengembalikan perannya sebagai madrasah pertama dan utama bagi putra-putrinya. Sekaligus mengembalikan peran mereka sebagai ibu sekaligus pengatur rumah tangga. Pengaturan manajemen keluarga yang baik dari seorang ibu menjadikan suasana keluarga yang tentram dan damai yang selalu bersyukur bahwa apa yang terjadi semua karena kehendak Allah. Kewajiban mendampingi anak-anaknya untuk belajar di rumah di masa wabah corona ini bukan lagi sebagai beban. Oleh karenanya, dalam masa pandemi Covid-19 peran seorang ibu dalam meningkatkan mutu dan kualitas perempuan adalah lewat pendidikan. Dengan pendidikan yang baik dan benar, seorang ibu akan semakin mengerti dan peka terhadap peranya sebagai ibu.  Wahai Kartini engkaulah garda terdepan dalam membangun generasi, karena masa depan bangsa ini ada pada kita, seluruh perempuan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun