Pertanyaannya, bagaimana masa depan pernikahan? Apakah ia akan hilang, atau justru berubah bentuk?
Kemungkinan besar, pernikahan tidak akan sepenuhnya hilang. Ia akan tetap ada, tetapi lebih fleksibel. Konsepnya bisa lebih sederhana, lebih setara, dan lebih menghargai kebebasan individu. Di beberapa negara, sudah ada pengakuan hukum terhadap pasangan yang hidup bersama tanpa menikah. Tren ini bisa jadi meluas ke negara lain seiring berubahnya pandangan masyarakat.
Bisa juga pernikahan bergeser menjadi sesuatu yang lebih personal. Ia bukan lagi kewajiban, tetapi simbol komitmen yang dipilih dengan sadar. Orang menikah bukan karena tekanan sosial, melainkan karena benar-benar merasa siap. Ini membuat kualitas pernikahan mungkin lebih baik, meski jumlahnya menurun.
Pernikahan mungkin tidak lagi menjadi pusat kehidupan sosial seperti dulu. Ia akan berdampingan dengan berbagai bentuk relasi baru. Ada kemungkinan muncul istilah-istilah baru untuk menyebut hubungan yang tidak terikat legalitas, tapi diakui masyarakat. Semua ini menunjukkan bahwa pernikahan di masa depan tetap relevan, tetapi dengan wajah yang berbeda.
Penutup
Pernikahan masih ada, tetapi tidak lagi berdiri di posisi sakral yang sama seperti dulu. Zaman modern membuat relevansinya menjadi relatif dan personal. Bagi sebagian orang, pernikahan adalah sumber kebahagiaan, stabilitas, dan spiritualitas. Bagi sebagian lain, justru kebebasan dari ikatan itulah yang membuat hidup terasa utuh. Pada akhirnya, relevansi pernikahan tidak bisa lagi diputuskan oleh norma sosial, melainkan oleh pilihan setiap individu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI