Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kok Bisa Crab Mentality Terjadi di Masyarakat Kita?

15 Agustus 2025   16:14 Diperbarui: 14 Agustus 2025   22:17 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masyarakat (shutterstock)

Masalahnya, perilaku seperti ini akhirnya menjadi budaya tidak tertulis. Orang yang baru masuk ke lingkungan tersebut akan ikut-ikutan, karena mereka tidak ingin jadi target berikutnya. Begitu siklus ini berjalan terus, crab mentality menjadi normalisasi hal yang dianggap biasa, padahal perlahan merusak semangat kemajuan bersama.

Peran Media Sosial dalam Memperbesar Efeknya

Media sosial adalah panggung besar tempat kita memamerkan pencapaian, berbagi cerita, dan saling terhubung. Namun, ia juga menjadi lahan subur bagi crab mentality berkembang lebih cepat. Perbandingan yang dulunya hanya terjadi di lingkungan sekitar, kini bisa berlangsung lintas kota bahkan lintas negara.

Kamu mungkin pernah melihat unggahan seseorang yang merayakan pencapaiannya entah kelulusan, pekerjaan baru, atau bisnis yang sukses. Dalam hitungan jam, komentar sinis pun bermunculan. Ada yang meragukan pencapaiannya, ada yang mencari-cari kelemahannya, bahkan ada yang secara terang-terangan menuduhnya pamer.

Kenapa ini bisa terjadi? Salah satu alasannya adalah karena media sosial menciptakan ilusi bahwa semua orang memulai dari titik yang sama. Padahal kenyataannya, latar belakang, perjuangan, dan kesempatan setiap orang sangat berbeda. Sayangnya, alih-alih memahami konteks itu, sebagian orang lebih memilih merendahkan pencapaian orang lain agar diri sendiri merasa lebih nyaman.

Di sisi lain, algoritma media sosial juga ikut berperan. Konten yang memicu emosi kuat termasuk rasa kesal atau iri cenderung lebih sering muncul di linimasa. Ini membuat potensi crab mentality semakin besar, karena kita terus-menerus terekspos pada perbandingan yang tidak sehat.

Dampak Psikologis dan Sosial yang Tidak Terlihat Langsung

Salah satu alasan crab mentality jarang dianggap masalah serius adalah karena dampaknya tidak langsung terlihat. Ia bekerja pelan-pelan, mengikis rasa percaya diri dan mematikan semangat berinovasi. Seseorang yang terus-menerus mendapat komentar negatif atau diremehkan, lama-lama bisa mulai meragukan kemampuan dirinya sendiri.

Di tingkat sosial, crab mentality menciptakan lingkungan yang penuh kecurigaan. Kolaborasi menjadi sulit terwujud, karena setiap pihak takut orang lain akan mengambil keuntungan atau menjatuhkan mereka. Akhirnya, ide-ide besar gagal terwujud bukan karena tidak mungkin, tapi karena iklim sosialnya tidak mendukung.

Dampak ini juga terasa di generasi muda. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang penuh crab mentality bisa menginternalisasi pola pikir tersebut. Mereka belajar bahwa aman itu berarti tidak menonjol, bahwa sukses itu berarti siap jadi sasaran kritik, dan bahwa lebih baik semua orang tetap rata-rata daripada ada yang maju terlalu jauh.

Jika tidak diatasi, ini berpotensi menciptakan generasi yang enggan mengambil risiko, takut bermimpi besar, dan lebih memilih zona nyaman daripada mencoba hal baru. Dalam jangka panjang, ini bukan hanya kerugian individu, tapi juga kerugian bagi kemajuan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun