Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Itu Rekening Dorman? dan Apa Efeknya?

30 Juli 2025   07:22 Diperbarui: 29 Juli 2025   22:28 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rekening bank. (SHUTTERSTOCK/YOKI5270)

Rekening bank selama ini sering dianggap sebagai simbol modernitas dan kemajuan finansial seseorang. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa banyak rekening justru mengendap begitu saja dan menjadi dorman alias tidak aktif. Di balik keheningan saldo yang tidak tersentuh ini, tersembunyi masalah struktural, sosial, dan sistemik yang lebih kompleks dari sekadar kelalaian individu. 

Mengapa Rekening Bisa Menjadi Dorman?

Rekening menjadi dorman bukan semata-mata karena pemiliknya lalai atau ceroboh. Ada banyak faktor yang membuat seseorang membiarkan rekeningnya menganggur begitu saja. Salah satu alasan yang paling umum adalah karena pergeseran gaya hidup. Seseorang mungkin membuka rekening saat kuliah atau bekerja di satu kota, kemudian pindah tanpa sempat menutup rekening lamanya. Akibatnya, rekening itu dibiarkan begitu saja tanpa transaksi.

Di sisi lain, pelaku usaha kecil juga kerap membuka beberapa rekening sekaligus untuk memisahkan dana pribadi dan bisnis. Namun ketika usaha tidak berjalan seperti yang diharapkan atau bangkrut, rekening bisnis tersebut ikut terbengkalai. Bahkan dalam beberapa kasus, seseorang meninggal dunia tanpa meninggalkan informasi tentang rekening banknya. Keluarga yang ditinggalkan pun tak mengetahui bahwa ada tabungan yang belum diklaim.

Rekening dorman seringkali mencerminkan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tidak stabil. Ketika seseorang kehilangan pekerjaan, menghadapi krisis ekonomi, atau mengalami perpindahan tempat tinggal yang mendadak, urusan perbankan menjadi prioritas ke sekian. Mereka mungkin masih punya saldo kecil di sana, tapi karena tidak lagi menggunakan rekening tersebut, akhirnya tidak aktif.

Yang menarik, bank pun sebenarnya tidak terlalu mendorong nasabah untuk menutup rekening. Mengapa? Karena biaya administrasi tetap berjalan dan dana yang mengendap bisa menjadi likuiditas pasif yang menguntungkan bank. Walaupun tidak besar, dalam jumlah jutaan rekening, dampaknya bisa signifikan.

Rekening Dorman dan Permasalahan Literasi Finansial

Salah satu hal yang paling terlihat dari banyaknya rekening dorman adalah rendahnya literasi keuangan masyarakat. Banyak orang membuka rekening tanpa memahami kewajiban dan haknya sebagai nasabah. Mereka tidak tahu bahwa rekening yang tidak aktif akan tetap dikenai biaya administrasi bulanan, yang perlahan akan menggerus saldo hingga nol.

Rekening dorman juga menyoroti kurangnya transparansi komunikasi antara bank dan nasabah. Banyak bank tidak secara aktif menginformasikan jika rekening mendekati status dorman, apalagi memberikan edukasi tentang langkah-langkah pencegahannya. Nasabah, terutama dari kalangan menengah ke bawah dan daerah terpencil, bisa jadi tidak mengerti prosedur mengaktifkan kembali rekening yang dorman atau bahkan tidak punya akses ke bank tempat mereka pertama membuka rekening.

Padahal, inklusi keuangan tidak hanya soal punya rekening, tetapi juga memahami dan bisa mengelola rekening itu dengan baik. Ketika rekening hanya menjadi simbol formal tanpa fungsi nyata, maka inklusi keuangan yang kita kejar selama ini menjadi semu. Di sinilah letak kegagalan sistemik yang perlu dibenahi dari dua sisi: edukasi ke masyarakat dan pembenahan praktik komunikasi oleh lembaga keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun