Sering kali, seorang introvert mendapatkan stigma yang kurang tepat. Mereka dianggap tidak suka bersosialisasi, sombong dan tidak ramah, atau bahkan arogan hanya karena mereka lebih banyak diam dalam suatu acara.
Padahal, seorang introvert bisa saja menikmati interaksi sosial, hanya saja dengan cara yang berbeda. Mereka lebih memilih kualitas daripada kuantitas dalam hubungan sosial mereka. Mereka lebih suka berbicara tentang hal-hal yang mendalam daripada sekadar berbasa-basi.
Selain itu, menjadi introvert bukan berarti seseorang tidak bisa berkembang dalam lingkungan sosial. Banyak tokoh sukses, seperti Albert Einstein, Bill Gates, atau J.K. Rowling, adalah seorang introvert. Mereka bisa tetap berkontribusi dan berkarya dalam masyarakat tanpa harus memaksakan diri untuk menjadi ekstrovert.
Kesimpulan
Kehabisan energi saat bersosialisasi adalah hal yang wajar bagi seorang introvert. Ini bukan kelemahan, melainkan cara alami otak mereka bekerja. Dengan memahami batasan diri, memilih lingkungan sosial yang tepat, serta memberikan waktu untuk mengisi ulang energi, seorang introvert tetap bisa menikmati momen bersama orang lain tanpa merasa terkuras secara emosional.
Pada akhirnya, yang terpenting adalah keseimbangan. Tidak ada yang salah dengan menjadi introvert, begitu pula tidak ada yang salah dengan menyendiri setelah berkumpul. Yang perlu dilakukan adalah memahami diri sendiri, menghormati kebutuhan diri, dan tidak takut untuk menetapkan batasan. Dengan begitu, interaksi sosial bisa tetap menyenangkan tanpa harus menjadi sumber kelelahan yang berlebihan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI