Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cegah Obesitas pada Anak Kurangi Makanan Manis Saat Bebuka Puasa

16 Maret 2025   17:18 Diperbarui: 16 Maret 2025   17:18 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Takjil puasa. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan menjadi momen istimewa bagi setiap Muslim. Bagi anak-anak yang baru belajar berpuasa, waktu berbuka menjadi saat yang paling dinantikan. Namun, ada kebiasaan yang sering kali luput dari perhatian banyak orang tua, yaitu memberikan makanan dan minuman manis dalam jumlah berlebihan kepada anak saat berbuka puasa.

Kebiasaan ini memang wajar terjadi, mengingat setelah seharian menahan lapar dan haus, tubuh cenderung menginginkan sesuatu yang manis sebagai sumber energi instan. Ditambah lagi, berbagai jenis takjil yang dijual di pasaran, seperti es buah, kolak, gorengan manis, dan sirup berwarna-warni, sangat menggoda selera. Namun, tahukah kamu bahwa kebiasaan ini justru dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan anak dalam jangka panjang?

Tingginya konsumsi gula saat berbuka dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak, yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan serius, seperti diabetes, penyakit jantung, dan gangguan metabolisme. Oleh karena itu, orang tua harus lebih bijak dalam memilih menu berbuka yang sehat dan seimbang untuk anak.

Hubungan Antara Gula, Kenaikan Berat Badan, dan Obesitas pada Anak

Gula memang menjadi sumber energi yang cepat diserap oleh tubuh. Namun, konsumsi gula dalam jumlah berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan kelebihan kalori yang akhirnya disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Anak-anak yang terbiasa mengonsumsi makanan manis berlebihan lebih rentan mengalami kenaikan berat badan yang tidak terkontrol, yang dalam jangka panjang dapat berkembang menjadi obesitas.

Obesitas pada anak bukan hanya masalah penampilan atau angka di timbangan, tetapi juga masalah kesehatan yang serius. Anak-anak yang mengalami obesitas berisiko lebih tinggi mengalami resistensi insulin, yang merupakan salah satu faktor utama pemicu diabetes tipe 2. Selain itu, obesitas juga dapat meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam tubuh, yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung di masa depan.

Selain itu, kelebihan gula dalam makanan juga memengaruhi hormon lapar dan kenyang dalam tubuh. Saat anak mengonsumsi makanan manis, kadar gula darahnya naik dengan cepat, menyebabkan tubuh melepaskan insulin dalam jumlah besar. Setelah gula darah turun kembali, anak justru akan merasa lebih lapar, sehingga cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak. Siklus ini berulang dan pada akhirnya bisa menyebabkan kebiasaan makan berlebihan yang berkontribusi pada obesitas.

Dampak Jangka Panjang Konsumsi Gula Berlebihan pada Anak

Selain meningkatkan risiko obesitas dan diabetes, konsumsi gula berlebihan juga berdampak pada kesehatan gigi anak. Gula yang tertinggal di gigi akan menjadi makanan bagi bakteri di dalam mulut, yang kemudian menghasilkan asam dan merusak enamel gigi. Jika kebiasaan ini terus berlangsung, anak berisiko mengalami gigi berlubang yang bisa menyebabkan rasa sakit dan bahkan infeksi gigi yang lebih serius.

Tak hanya itu, konsumsi makanan dan minuman manis berlebihan juga dapat memengaruhi fungsi otak dan perkembangan kognitif anak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi gula dapat mengganggu fungsi memori dan konsentrasi anak, sehingga berpotensi memengaruhi prestasi akademiknya di sekolah. Anak yang terlalu sering mengonsumsi makanan manis juga cenderung lebih mudah merasa lelah dan kurang fokus dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun