Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengulik Pengaruh Perkembangan Game dan E-Sport Terhadap Pendidikan

27 Februari 2025   11:29 Diperbarui: 27 Februari 2025   11:39 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, aspek sosial juga menjadi perhatian. Meski e-sports mendorong kerja sama tim dalam ranah digital, interaksi sosial dalam kehidupan nyata tetaplah penting. Ada kekhawatiran bahwa anak-anak yang terlalu sering bermain game akan mengalami kesulitan dalam membangun keterampilan sosial di dunia nyata, seperti berkomunikasi secara langsung atau bekerja dalam kelompok di luar lingkungan virtual.

Namun, perlu dicatat bahwa dampak negatif ini bukan semata-mata disebabkan oleh game itu sendiri, melainkan oleh kurangnya pengelolaan waktu dan batasan yang jelas dalam penggunaannya. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan konsep keseimbangan sejak dini, agar siswa dapat mengambil manfaat dari game tanpa mengorbankan aspek lain dalam kehidupannya.

Peran Orang Tua dan Institusi Pendidikan dalam Menyikapi Perkembangan Game

Di tengah maraknya pengaruh game dan e-sports dalam kehidupan anak-anak dan remaja, peran orang tua serta institusi pendidikan menjadi sangat penting. Dalam hal ini, bukan berarti game harus dihindari sepenuhnya, melainkan perlu adanya pendekatan yang lebih cerdas dan bijaksana dalam mengelolanya.

Orang tua, misalnya, sebaiknya tidak hanya melarang anak-anaknya bermain game, tetapi juga memahami jenis game yang mereka mainkan dan bagaimana game tersebut memengaruhi perkembangan mereka. Melibatkan diri dalam aktivitas gaming anak, menetapkan batasan waktu yang wajar, serta mendorong diskusi terbuka mengenai manfaat dan risiko game adalah beberapa langkah yang dapat diambil.

Di sisi lain, institusi pendidikan juga harus mulai beradaptasi dengan tren ini. Alih-alih melihat game sebagai musuh, sekolah dan universitas dapat memanfaatkannya sebagai alat bantu pembelajaran. Beberapa sekolah di negara maju telah mengintegrasikan gamifikasi dalam sistem pendidikan mereka. Gamifikasi ini bukan hanya sekadar menggunakan game sebagai media pembelajaran, tetapi juga menerapkan elemen-elemen permainan seperti penghargaan, level, dan tantangan dalam proses belajar mengajar.

Lebih jauh, beberapa universitas bahkan telah membuka program studi khusus yang berfokus pada e-sports dan pengembangan game. Di Amerika Serikat, misalnya, beberapa perguruan tinggi telah menawarkan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi dalam bidang e-sports, serupa dengan beasiswa yang diberikan kepada atlet olahraga konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa e-sports bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai jalur karier di masa depan.

Menuju Sinergi Game dan Akademik

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, tidak bisa dipungkiri bahwa game dan e-sports akan terus berperan dalam membentuk masa depan pendidikan. Tantangannya adalah bagaimana kita dapat mengoptimalkan manfaatnya sambil meminimalkan dampak negatifnya.

Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah mengembangkan lebih banyak game edukatif yang tidak hanya menghibur, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya bermain untuk bersenang-senang, tetapi juga mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan nyata.

Selain itu, penting bagi sistem pendidikan untuk lebih fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Jika di masa lalu olahraga tradisional seperti sepak bola dan basket dianggap sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat, mengapa e-sports tidak mendapatkan pengakuan yang sama? Dengan pendekatan yang tepat, e-sports dapat menjadi wadah bagi siswa untuk belajar strategi, kerja sama, dan berpikir taktis---semua keterampilan yang relevan dalam dunia akademik dan profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun