Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gen Z dan Mentalitasnya yang Mudah Menyerah

6 Februari 2025   14:21 Diperbarui: 6 Februari 2025   14:21 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gen Z mudah Menyerah. Pixabay.com/makabera 

Jika kita perhatikan, ada satu pola yang sering muncul dalam berbagai diskusi tentang generasi muda saat ini. Generasi Z, yang lahir di antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, sering kali dikaitkan dengan sifat mudah menyerah ketika menghadapi tantangan. Tidak sedikit yang menganggap mereka rapuh, kurang gigih, dan tidak memiliki daya juang seperti generasi sebelumnya.

Namun, apakah anggapan ini sepenuhnya benar? Apakah Gen Z memang lebih mudah menyerah, atau ada faktor yang membuat mereka terkesan demikian?

Mitos atau Fakta?

Stigma tentang Gen Z yang cepat menyerah sebenarnya bukan sesuatu yang muncul begitu saja. Banyaknya kasus di mana anak muda mengalami burnout di usia dini, meningkatnya angka gangguan kesehatan mental, serta tren "quiet quitting" atau meninggalkan pekerjaan secara diam-diam menunjukkan ada sesuatu yang perlu dicermati lebih dalam.

Tetapi, sebelum kita buru-buru menyimpulkan bahwa mereka sekadar "manja" atau "kurang tangguh", ada baiknya melihat faktor-faktor yang membentuk mentalitas mereka. Setiap generasi memiliki tantangan dan realitas yang berbeda. Apa yang dihadapi Gen Z sangat berbeda dari generasi sebelumnya, dan inilah yang perlu dipahami sebelum memberikan label negatif kepada mereka.

Tekanan dari Dunia Digital

Salah satu faktor terbesar yang membedakan Gen Z dari generasi sebelumnya adalah pertumbuhan mereka yang beriringan dengan perkembangan teknologi digital. Tidak seperti generasi sebelumnya yang harus mencari informasi melalui buku atau media cetak, Gen Z lahir di era internet, di mana informasi dapat diakses dalam hitungan detik.

Keuntungan ini memang membawa banyak manfaat, tetapi di sisi lain, juga menciptakan ekspektasi yang tidak realistis terhadap kehidupan. Generasi ini terbiasa dengan kepuasan instan pesan makanan dalam beberapa ketukan, belajar dari video singkat, hingga melihat kesuksesan instan dari para influencer yang mereka ikuti di media sosial.

Ketika realitas hidup tidak secepat atau semudah yang mereka lihat di internet, muncullah perasaan frustrasi dan kegagalan yang berlebihan. Mereka terbiasa dengan segala sesuatu yang cepat, tetapi tidak dipersiapkan untuk menghadapi perjalanan panjang yang penuh tantangan.

Dampak Media Sosial terhadap Kepercayaan Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun