Mohon tunggu...
Franhky Wijaya
Franhky Wijaya Mohon Tunggu... Arsitek - pemerhati bidang properti

seseorang yang ingin berbagi pengalaman karena sudah lama bekerja di bidang properti, terutama bidang perencanaan, mulai dari pengembangan landed houses, komersial, pergudangan sampai bangunan apartment.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Asal, Begini Aspek Penting Membangun Tangga di Hunian yang Kecil agar Tetap Aman

19 Januari 2021   17:38 Diperbarui: 22 Januari 2021   11:18 2406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: whomestudio.com via grid.id)

Salah satu elemen yang penting diperhatikan dalam perencanaan rumah kecil adalah posisi tangga. Posisi tangga di dalam rumah kecil bagaikan bumerang, kalau bentuk dan posisinya benar, maka tangga bisa menjadi akses ke lantai atas tetapi kalau salah maka tangga tersebut akan hanya sia-sia dan menghabiskan ruang saja. Padahal kita sepakat, setiap jengkal space di rumah kecil mesti bisa dimanfaatkan.

Saya masih ingat ketika dulu seorang dosen gambar teknik pernah bilang ke mahasiswa, kalau buat gambar tangga itu mesti benar. Kalau kita salah membuat tangga, tangga itu tidak akan berfungsi sebagai tangga sebagaimana layaknya tetapi tangga tersebut akan berubah menjadi "jebakan batman". Itu memang benar, kalau salah mendesain tangga, maka ada kemungkinan orang akan sering jatuh di tangga tersebut. Hal itu pasti tidak kita inginkan. 

Contoh yang cukup sering saya temui di rumah-rumah yang tangganya "asal" buat adalah tinggi anak tangganya tidak sama semua. Walaupun hanya beda 1 cm, tetapi kita tetap bisa rasakan.

Kok irama menanjak kita agak beda ya di anak tangga ini? Atau lantai pijakan anak tangga tidak rata. Itu mungkin hanya contoh sederhana. Belum lagi derajat kemiringan tangga yang cukup curam dan gelap. Kalau sudah begitu, cepat atau lambat pasti akan "makan korban".

Kita semua pasti punya pengalaman buruk waktu naik turun tangga di rumah orang. Kalau di rumah sendiri, seburuk apa pun tangganya kita sudah terbiasa. Kita tidak akan apa-apa, tetapi tamu yang berkunjung ke rumah kita akan menjadi "korbannya". Kalau sudah pernah jadi korban, pasti tamu tersebut akan berhati-hati kalau melewati tangga tersebut. 

Sewaktu saya anak-anak dan tinggal di rumah nenek pernah mengalami tangga yang pijakan anak tangga yang terlalu sempit dan agak terjal menurut saya pada saat itu. Dan alhasil saya sering jatuh dari tangga tersebut. Bahkan sampai sekarang kalau turun naik tangga itu saya mesti ekstra hati-hati. Sudah trauma kayaknya.

Memang benar, dalam mendesain tangga kita tidak boleh menganggap enteng. Tinggi dan lebar tangga itu sudah ada ketentuannya. Tinggi anak tangga berada di kisaran 16-20 cm dan lebarnya di kisaran 26-30 cm. 

Semakin rendah tinggi anak tangga maka akan lebih mudah bagi kita untuk menaiki tangga tersebut karena tangga tersebut cukup landai. Tangga yang landai memang enak untuk di tapakin seperti kita berjalan di ramp. 

Tetapi untuk rumah ukuran kecil, hal ini hampir tidak pernah terjadi. Tangga yang landai pasti butuh ruang yang panjang dan jumlah anak tangga yang lebih banyak, sementara space yang tersedia tidak memungkinkan. 

Saya pribadi lebih cenderung menggunakan anak tangga dengan tinggi 17-18 cm dan lebar anak tangga 28-30 cm. Apakah boleh 20 cm? 

Boleh-boleh saja. Kalau anak muda mungkin tinggi anak tangga 20 cm tidak begitu menjadi masalah, karena anak muda masih kuat untuk melangkah naik, tetapi bagi orangtua itu sudah cukup berat. Dan kita juga akan menjadi tua dan tinggal di rumah tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun