Mohon tunggu...
Fransiskus Nong Budi
Fransiskus Nong Budi Mohon Tunggu... Penulis - Franceisco Nonk

Budi merupakan seorang penulis dan pencinta Filsafat. Saat ini tinggal di Melbourne, Australia. Ia melakukan sejumlah riset di bidang Filsafat dan Teologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sampah Sebagai Stigma

22 Juli 2022   12:22 Diperbarui: 22 Juli 2022   12:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hidup manusia selalu menghasilkan sampah. Manusia tidak pernah tidak memproduksi sampah. Segala yang dihasilkan manusia selalu memiliki dua fungsi yakni berguna dan tidak berguna. Oleh sebab itu, hidup manusia tidak dapat dipisahkan dari sampah. Bagaimana sampah diperlakukan tergantung pada cara pandang seseorang terhadapnya. Sampah bisa dijadikan berguna atau sebaliknya. Semuanya sekali lagi terletak pada perspektif subjek yang menghasilkan sampah itu.

Budaya Indonesia umumnya memandang sampah sebagai sesuatu yang najis. Sampah identik dengan kotoran. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa memang demikianlah adanya. Namun, cara pandang yang demikian adalah keliru. 

Sampah itu menjadi kotor karena orang yang menjadikannya. Penghasil sampahlah yang menciptakan semuanya itu. Sampah hanyalah sisa dari sesuatu yang nilai gunanya untuk sementara belum dipakai! Jadi, sesungguhnya apa yang disebut sampah itu tidak ada. Sampah semata-mata adalah itu yang nilai gunanya tertunda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun