Pendahuluan
      Era globalisasi ditandai dengan perkembangan mobilitas manusia antar negara dan isu-isu intoleransi justru masih sering kali timbul di berbagai belahan dunia. Seperti peristiwa demonstrasi golongan neo-Nazi dan aksi anti imigran di Melbourne. Peristiwa tersebut menjadi bukti bahwa dengan segala kemajuan di dunia, tantangan akan keberagaman masih jauh dari kata selesai. Peristiwa ini menimbulkan tanda tanya akan bagaimana masyarakat modern memberi respon terkait perbedaan identitas, budaya, dan asal-usul. Kesadaran kritis para generasi muda kian semakin penting, terutama dalam melawan dan menepis narasi-narasi kebencian yang sebagian beredar di dunia maya.
Kronologi dan fakta peristiwaÂ
      Pada 31 Agustus 2025, terjadi unjuk rasa oleh kelompok Neo-Nazi. Mereka menyerang Camp Sovereignty untuk menolak imigran. Sekitar 50 pria berpakaian hitam menyerbu kamp tersebut. Mereka merusak papan yang bertuliskan nama kamp, memukuli para aktivis, beberapa bahkan sampai dibawa ke rumah sakit. Empat korban menjadi korban luka imbas dari peristiwa tersebut. Tokoh yang menjadi kunci dari aksi ini adalah Thomas Sewell, selaku pendiri National Socialist Network (NSN). Ia kemudian ditangkap atas tuduhan serius. Ia melakukan beberapa pelanggaran seperti  kekerasan massal, penganiayaan, dan penyerangan. Atas aksinya tersebut, dunia menyoroti Australia. Perdana Menteri Anthony Albanese mengecam peristiwa dan aksi tersebut, yang tidak mewakili nilai Australia.
Â
Analisis latar belakang
Aksi demonstrasi Neo-Nazi dan anti-imigran di Melbourne berakar dari beberapa penyebab utama. Pertama, rasa terancam terhadap identitas budaya di tengah derasnya arus globalisasi dan imigrasi. Kelompok ekstrem kanan memandang hadirnya imigran sebagai ancaman terhadap dominasi budaya mayoritas. Kedua, ideologi supremasi kulit putih yang diwariskan dari paham Nazi masih dipelihara oleh kelompok seperti National Socialist Network, sehingga melahirkan kebencian terhadap kelompok-kelompok yang berbeda agama, etnis, dan asal-usul. Ketiga, pemanfaatan media sosial mempercepat penyebaran ujaran kebencian dan mobilisasi massa. Keempat, ketidakpuasan sosial ekonomi juga turut memperkuat sentimen anti imigran, karena imigran sering dijadikan kambing hitam dalam isu pekerjaan dan kesempatan hidup. Dengan kombinasi faktor identitas, ideologi, media, dan kondisi sosial ekonomi, aksi ini menunjukkan bahwa intoleransi tidak pernah hilang, bahkan di negara demokratis yang multikultural.
Â
Dampak terhadap masyarakat
      Keberadaan kelompok Neo-Nazi dan sikap anti imigran membawa dampak negatif bagi masyarakat. Ideologi yang mereka sebarkan, mengandung ujaran kebencian, diskriminasi, dan penolakan terhadap keberagaman khususnya imigran. Aksi demonstrasi ini sangat membahayakan masyarakat, bahkan ada yang terluka ringan hingga parah, imbasnya. Adanya kelompok ini, masyarakat berpotensi terpecah belah, karena ada pihak yang mendukung dan menentang.  Sektor perekonomian di Melbourne, seperti pariwisata dan investasi, juga ikut terkena getahnya karena instabilitas politik yang diciptakan.