Mohon tunggu...
Forkammela Br ginting
Forkammela Br ginting Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya senang mengenal hal baru berubah untuk lebih maju

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

meningkatkan kecerdasan emosional dan soft skill terhadap anak sekolah dasar (personality developmen)

15 Mei 2024   14:00 Diperbarui: 15 Mei 2024   14:27 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    




Pedidikan meupakan tahapan untuk mendewasakan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.setiap pengalaman yang kita miliki berdampak formatif dalam cara orang berpendapat,berperilaku dan tindakan yang dapat dianggap sebagai prasekolah.Sekolah dasar ,sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi pendidikan dilaksanakan melalui berbagai proses,baik dalam konteks informal,formal maupun non formal.pelaksanaan proses pendidikan di negri ini dilaksanakan menjadi tiga ketentuan lembaga (Rosita et al., 2015).Kejadian disuatu pendidikan di indonesia pada zaman ini,khususnya pada generasi alpa aktivitas pendidikan formal dapat dilihat dari tujuan pada konsep dasar pendidikan menggunakan basis yaitu hard skill(keterampilan teknis),yaitu ciri khusus dari kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung yang lebih tertuju pada peserta didik agar dapat mengembangkan intelligence quotient (IQ) dalam kekurangan dan kemampuan soft skill yang dituangkan untuk melihat emotional intelligence (EQ) dan spiritual inelligence(SQ) baik dalam prasekolah dan dalam berbagai pelaksanaan belajar maupun mengajar disekolah dan diberbagai perguruan tinggi lebih berfokus dan diperoleh hasil dari latihan pembelajaran dan juga hasil ulangan atau istilah lainya berorientasi pada pedoman kognitif itu. .(Prihatmojo et al., 2019).

Sejalan dengan kemajuan pendidikan diera sekarang yang dalam prosesnya difokuskan dengan basis hard skill untuk era kemajuan yang semakin modern ini terlihat jelas kurang memadai dalam pengaplikasian .jika merujuk kepada proses pembelajaran dari berbagai negara yang lebih maju(Nuryanto& Badaruddin, 2019).Disini kita akan membahas tentang peningkatan kecerdasan emosional dan soft skill pada anak generasi alpa yang tidak lepas dari teknologi yang semakin berkembang pada zaman era globalisasi yang pertama yang akan kita bahas mengenai peningkatan kecerdasan emosional yang akan berkaitan erat dengan tentunya dengan soft skill pada anak,maka dari itu simak dan pahami!.



Kecerdasan emotional

Kecerdasan emosional suatu kemampuan individu dalam melakukan suatu tindakan.umumya pemahaman dan kemampuan berfikit manausia sering kali diukur dalam bentuk kognitif  saja dan hal  yang diukur dengan angka. Misalkan saya beri contoh ketika seorang murid disebuah sekolah dasar menerima rapot dari hasil pembelajaran dan mungkin ada orang  yang mengambil spekulasi bahwa  seorang murid dikatakan cerdas jika nilai yang didapat  sempurna atau tinggi jadi pemahaman seseorang sangatlah sempit pada anak  di usia dini kecerdasan diukur dari baca,tulis dan lancar berbicara serta berhitung,namun pada dasarnya kecerdasan atau kemampuan manusia sebenaranya sangan banyak bentuknya dan jenisnya.Kata emosional berasarl daribahasa latin emovere yang artinya bergerak menjauh dan memiliki arti tersirat bahwa kecenderungan bertindak dalam hal mutlak dalam hal emosi.Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, dan didefinisikan sebagai suatu keadaan biologis dan psikologis, perasaan dan pikiran unik, dan sekelompok  kecenderungan untuk bertindak (Goleman, 2002). Biasanya emosi adalah reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri seseorang. Emosi gembira memicu perubahan suasana hati seseorang,yang secara fisiologis terlihat tertawa, sedangkan emosi sedih memicu perilaku menangis. Menurut Goleman (2000), ada beberapa jenis Emosi:

1. Amarah:beringas,mengamuk,benci,jengkel,kesalhati;

 2. Kesedihan: pedih,sedih,muram,suram,melankolis,

                              mengasihi diri  sendiri;

 3.  Rasa Takut:cemas,gugup,khawatir,was-was,perasaan takut yang   

        sangat besar, waspada,tidakt tenang.

 4. Kenikmatan: bahagia,gembira,riang,puas,riang, senang,terhibur

       terhibur,dan puas

   5. Cinta :dapat didefinisikan sebagai penerimaan, persahabatan,  

         kepercayaan,kebaikan hati, rasa dekat,bakti, hormat,kemesraan,dan kasih.

    6. Terkejut: dapat didefinisikan sebagai terkejut, terkejut.Jengkel adalah

          hina,jijik, muak,mual, tidak suka,Malu,kesal.

  

Kecerdasan emosional, menurut Goleman (2002), didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi; menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotional melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, keterampilan motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial. Dengan mengingat betapa pentingnya kecerdasan emosional terutama kepada perkembangan anak sekolah dasar zaman sekarang harus ditekankan  untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik,jadi sebagai pengajar atau guru harus tahu tentang kecerdasan emosional agar mereka dapat membantu siswa mereka. Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional memiliki kesadaran yang tinggi untuk belajar dan dapat mengendalikan diri dengan baik saat belajar. Hal inilah yang menjadi modal besar bagi peserta didik untuk mencapai prestasi akademik dan non-akademik yang luar biasa.

     Menempatkan emosi seseorang pada porsi yang tepat, memilih kepuasan, dan mengendalikan hati seseorang adalah semua kemampuan yang dapat dicapai dengan kecerdasan emosional.Hubungan sosial yang baik bergantung pada koordinasi suasana hati.Seseorang akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial dan lingkungannya jika mereka dapat menyesuaikan diri dengan suasana hati orang lain atau berempati. Kecerdasan emosi adalah kecerdasan sosial yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memantau emosinya sendiri dan orang lain, serta kemampuan untuk membedakan emosi mereka dengan emosi orang lain, yang kemudian digunakan untuk membentuk perilaku dan pemikiran mereka.

      Dengan demikian, Robert dan Cooper (Ginanjar,2001) menyatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk merasakan, memahami, dan menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, emosi, hubungan, dan pengaruh yang disebabkan oleh manusia perIndividu yang mampu memahami emosi orang lain yang memiliki kemampuan untuk bertindak dan membuat keputusan yang tepat tanpa berdampak negatif pada kedua belah pihak. Setiap kali seseorang mendapatkan rangsangan, emosi dapat muncul, yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa dan menimbulkan gejolak dari dalam. Ketika emosi muncul, seseorang memiliki energi lebih dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, emosi yang dikelola dengan baik dapat membantu dalam mencapai keberhasilan dalam berbagai bidang. Jika digunakan dengan benar, emosi dapat digunakan sebagai energi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, berdampak pada orang lain dan menciptakan hal baru.di sini ada beberapa komponen utama untuk mengidentifikasi dalam kecerdasan emosional yang tinggi.


Lima komponen utama akan digunakan untuk mengidentifikasi individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi (Goleman, 1998):

 1. Kesadaran diri (pengenalan diri), yaitu kemampuan untuk  mengidentifikasi emosi dan faktor-faktor                        yangmendorongnya tersebut.

2. Self-regulation (penguasaan diri), yaitu seseorang yang memiliki pengenalan diri yang baik dapat                             membuat keputusan yang   lebih hati-hati.

3. Self-motivation (motivasi diri), yaitu ketika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana, seseorang yang            sangat cerdas emosional   akan bertanya, "Apa yang salah dengan saya atau kita?" daripada bertanya, "Apa           yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki masalah ini?"

4. Empathy (empati), yaitu kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain dan merasakan apa yang                       orang lain rasakan jika dirinya  sendiri berada dalam situasi tersebut.

5. Hubungan yang efektif, yaitu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan                      empat kemampuan tersebut. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara kolektif lebih                                      diprioritaskan daripada konflik yang sebenarny dapat dihindari. Orang yang intelegensia emosional                         tinggi memiliki tujuan yang konstruktif.Seseorang yang tidak mempunyai kecerdasan emosional yang                     tinggi biasanya memiliki kecenderungan untuk menyakiti dan memusuhi orang lain karena mereka                          cepat bertindak berdasarkan emosinya dan tidak sensitif dengan perasaan orang lain.


             Selanjutnya apa sih kaitan ya dengan pembentukan soft skill?.

Soft skills didefinisikan sebagai keterampilan, kemampuan,dan sifatsifat yang berhubungan dengan kepribadian,sikap perilaku dan  pengetahuan formal atau teknis.Dalam perspektif sosiologi soft skills disebut sebagai Emotional Intelligence Quotient.Soft skills berkaitan dengan keterampilan emosional cara berkomunikasi, seberapa baik dalam kerjasama, dan mengelola waktu dengan baik.Soft skills berkaitan dengan kemampuan berbahasa, kebiasaan pribadi, keterampilan interpersonal,pengelolaan personal, dan kepemimpinan.Soft skills mengacu pada berbagai keterampilan, pengetahuan, dan nialai-nilai kehidupan yang mendasar.Soft skills juga diartikan sebagai kecakapan hidup berupa keterampilan untuk membekali dirinya sendiri, bermasyarakat atau berkelompok, atau serta dengan Tuhan.Dengan  adanya soft skills dapat menjadikan seseorang merasa diakui keberadaannya di lingkungannya tersebut.


Hal ini juga berlaku di dunia pendidikan, terutama di sekolah dasar, di mana siswa diminta untuk menyadari pentingnya partisipasi aktif dalam pembelajaran. Ini termasuk emosional, spiritual, keterampilan komunikasi (keterampilan bahasa), keterampilan kelompok, dan sikap yang baik.Secara lebih lanjut dijelaskan bahwa soft skill juga semua atribut yang menghasilkan fungsi dari hard skill yang dimiliki.  digunakan sebagai pedoman untuk penggunaan hard skill,Pengetahuan dan keterampilan seseorang akan baik jika ia memiliki soft skill yang juga baik. Sebaliknya, hart skill seseorang tidak akan baik jika orang tersebut tidak memiliki soft skill yang baik. Soft skill adalah dukungan yang sangat penting bagi siswa untuk memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara inisiatif dan untuk menciptakan hart skill adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap dan pengetahuan,sementara hard skill adalah tentang kompetensi siswa untuk keterampilan yang masih canggih secara teknis.soft skill dapat dikembangkan di bidang keterampilan sosial, keterampilan komunikasi, kemampuan kerja tim, dan keterampilan berpikir, sementara hard skill ditunjukkan dalam latihan siswa seperti berlari, bergerak gerakan tari, membuat karya seni, dan sebagainya. Berdasarkan pembahasan ini  dapat dikatakan  bahwa soft skill mempengaruhi kemampuan yang sudah ada dalam seseorang,  untuk berpola sikap dan terkait dengan interaksi sehari-hari. Misalnya, sikap kepribadian siswa terhadap pembelajaran, interaksi, komunikasi, dan peran aktif di kelas adalah beberapa cara siswa menanggapi pembelajaran di sekolah dasar.dan selanjutnya kita akan mengetahui . Intrapersonal dan interpersonal dalam kategori utama dari soft skills.


Intrapersonal dan interpersonal ada dua kategori utama dari soft skills sebagai berikut:

1.  Keterampilan intrapersonal mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengatur dirinya sebagai individu. Pengetahuan tentang proses pemikiran, perasaan, refleksi diri, dan naluri yang terkait dengan realitas spiritual diperlukan untuk  menentukan indikator. Oleh karena itu, karakteristik yang paling mendasar dari kompetensi seseorang adalah pemahama tentang realitasnya dan keinginan untuk mengambil tanggung jawab atas hidupnya sendiri, yang menghasilkan  kepribadian yang tepat seperti kepercayaan diri, kesadaran diri, dan tanggung jawab diri. (responsibilities),mampu mengatasi kelemahan sendiri, tegas, terbuka pikiran, berani membuat keputusan untuk dirinya sendiri, berani untuk menyampaikan  perasaan pribadinya, dan mampu menangani stres pada dirinya sendiri.


2. Keterampilan interpersonal adalah kemampuan spesifik yang memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dan berkomunikasi      secara efektif dengan orang lain sehingga mereka dapat membentuk hubungan dengan yang lain dan dapat bekerja sama. Indikator dalam keterampilan interpersonal adalah: mudah bersosialisasi, toleransi, empati, perhatian terhadap  lingkungan, membantu, harmonis, demokratis, memperhatikan orang lain, dan terampil dalam resolusi konflik.(ability to resolve the conflict).

Jadi dapat dikatakan kecerdasan emosional sangat berpengaruh dalam pembentukan soft skill  pada  anak karena dalam benbentukan kecerdasan emosional pada  anak dan dapat membentuk skill yang ada di diri anak  tersebut yang dapat dikembangkan dan meningkatkan kecerdasan emosional dan keterampilan soft skill pada diri  siswa sekolah dasar yang merujuk kepada aspek penting dari pendidikan saat ini. Kecerdasan emosional seseorang tercermin dalam  kemampuan mereka untuk memahami, berhubungan dengan,banyak individul atau masyarakat lain dan mengekspresikan  emosi mereka sendiri serta emosi orang lain. Dengan kata lain,soft skil termasuk kedalam  keterampilan seperti komunikasi,kerja tim, pemikiran kritis, kepercayaan diri, dan kemampuan beradaptasi.Dan harus kita tau anak-anak di sekolah dasa berada dalam fase kritis perkembangan di mana mereka mulai membentuk identitas mereka dan belajar bagaimana  berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Karena itu, meningkatkan kecerdasan emosional mereka membuat mereka lebih  mampu mengatasi tantangan sosial dan akademis. Seorang anak dengan perkembangan emosional yang sehat secara bertahap   lebih mampu memecahkan konflik dengan rekan-rekan, mengatasi stres, dan memiliki interaksi positif dengan  orang lain.

   Selain itu soft skiil juga penting untuk keberhasilan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari dan di sekolah. Keterampilan komunikasi yang baik membantu anak-anak mengkomunikasikan ide-ide mereka dengan jelas, sementara kemampuan untuk kolaborasi memungkinkan mereka untuk bekerja bersama dalam tim untuk tujuan bersama. Mereka dapat membuat keputusan yang baik dan menganalisis informasi dengan hati-hati karena mereka berpikir kritis, sementara kepemimpinan membantu mereka mengambil inisiatif dan mempengaruhi orang lain secara positif.Untuk membantu anak-anak mengembangkan kecerdasan emosional dan soft skill, orang tua dan pendidik harus bekerja sama. Untuk membantu anak-anak belajar secara efektif dan memperkuat keterampilan ini, metode menyenangkan dan interaktif seperti bermain peran, permainan kolaboratif, dan diskusi kelompok dapat digunakan.

.

DAFTAR PUSTAKA

Referen Afandi, S. 2019. Kajian Hadits Jibril dalam Perspektif Pendidikan(Kajian Materi Pembelajaran dan Metode Pembelajaran).Jurnal Penelitian Keislaman, 15(1), 29–42.https://doi.org/10.20414/jpk.v15i1.525.

Alsa, A. 2004. Penelitian Psikologi (II). Pustaka Pelajar Offset.Bahri, S. (n.d.). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam MengatasiKrisis Moral Di Sekolah. 20.

Bratajaya, C. N., & Ernawati, E. 2020. The Soft Skills of MillenialGeneration Orientee Nurses. Jurnal Keperawatan, 11(1), 12.https://doi.org/10.22219/jk.v11i1.10536.


Fatimah, S., Karyanto, P., & Rosyidi, A. (n.d.). Kontribusi Iq(Intelligence Quotient) Dan Eq (Emotional Quotient) TerhadapHasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas X Sma Negeri 7Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 8.

Kemampuan Intelligence Quotient (Iq) Mahasiswa FakultasKedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Biomedik,2(3). https://doi.org/10.35790/ebm.2.3.2014.5741Mukhtar, M. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif(2nd ed.).

Mulyati, S. 2017. Pengaruh Intelligence Quotient ( Iq ) , PerhatianOrang Tua Dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi BelajarIps (Study di SDN Jatimulyo 3 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ). 11(2), 14.

Noormawanti, I. 2019. Bimbingan Keagamaan Dalam MeningkatkanKecerdasan Spiritual Remaja.JurnalBimbinganPenyuluhanIslam,1(01),37.https://doi.org/10.32332/jbpi.v1i01.1473.

Nurfalah, Y. 2016. Hubungan Kecerdasan Intelektual (Iq) DenganKecerdasan Emosional (Ie). Jurnal Pemikiran Keislaman,26(2), 264286.https://doi.org/10.33367/tribakti.v26i2.218.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun